EKBIS.CO, JAKARTA -- Presiden Direktur AirAsia Indonesia Sunu Widyatmoko minta pemerintah menghapuskan bea masuk segala jenis suku cadang pesawat demi efisiensi perusahaan penerbangan di tengah banyaknya tekanan, termasuk pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
"Kita inginkan bea masuk nol persen, yang sekarang ini definisi (regulasi bea masuk) masih 'abu-abu'. Yang kita ingin, suku cadang, dan segala jenis pemeliharaan bea masuknya nol persen," kata Sunu di Jakarta, Selasa malam (1/7).
Dia mengatakan, Indonesia sangat tertinggal dalam pemberian stimulus fiskal industri penerbangan, jika dibandingkan Malaysia dan Singapura. Saat ini, kata Sunu, bea masuk untuk suku cadang pesawat mencapai rata-rata tujuh hingga 10 persen.
"Bandingkan dengan negara-negara tetangga yang sudah nol persen, bagaiamana kita mau naikkan daya saing, sementara ongkos terus naik," ujar dia.
Menurut Sunu, industri penerbangan nasional memang sedang mendapat tekanan berat. Selain masih diberlakukannya bea masuk suku cadang, harga bahan bakar avtur di Indonesia juga lebih mahal 10 persen dibanding negara-negara lainnya di kawasan Asia Tenggara.
Dia minta Pertamina menurunkan harga avtur, setidaknya besarannya sama dengan negara-negara di kawasan.
"Selain itu, tarif tarif di bandara juga sebaiknya dihapuskan," ujar dia.
Beberapa hal tersebut, menurut Sunu, merupakan beban perusahaan penerbangan nasional dan penyebab pelambatan industri penerbangan saat ini.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang di atas Rp12 ribu, kata Sunu, juga berdampak pada semakin tingginya biaya perusahaan untuk pengadaan pesawat.