EKBIS.CO, CHICAGO -- Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange naik pada Selasa (Rabu pagi WIB), berakhir di tingkat tertinggi sejak 14 April karena ketegangan di Ukraina dan Irak.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Agustus bertambah 4,6 dolar AS, atau 0,35 persen, menjadi menetap di 1.326,6 dolar AS per ounce.
Di Ukraina, pertempuran meningkat setelah Presiden Ukraina Petro Poroshenko menyatakan mengakhiri 10 hari gencatan senjata sepihak yang telah gagal menghentikan kekerasan di wilayah tersebut.
Sementara di Irak, parlemen baru gagal untuk memberikan Nouri al-Maliki perpanjangan waktu sebagai perdana menteri. Lebih buruk adalah bahwa pesawat tempur Israel melakukan serangan udara di Gaza pada Selasa sebagai balas dendam atas kematian tiga remaja, menambah kekhawatiran pasar atas ketegangan di Timur Tengah.
Namun, angka pertumbuhan ekonomi yang positif menahan kenaikan emas lebih lanjut. Lembaga riset Institute for Supply Management (ISM) pada Selasa melaporkan bahwa meskipun indeks manufaktur merosot menjadi 55,3 persen pada Juni dari 55,4 persen pada Mei, indeks pesanan barunya naik dua poin menjadi 58,9 persen dari 56,9 persen.
Sebuah reli di pasar ekuitas AS juga menarik beberapa investor menjauh dari emas.
Dilaporkan bahwa emas yang dipegang oleh ETF (exchange-traded fund) emas terbesar, SPDR Gold Trust, memperlihatkan peningkatan terbesar dalam lima minggu, naik menjadi 25,4 juta ounce pada Senin dari 25,2 juta ounce pada Jumat lalu.
Perak untuk pengiriman September naik enam sen, atau 0,3 persen, menjadi ditutup pada 21,12 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober naik 32,1 dolar AS, atau 2,2 persen, menjadi berakhir pada 1.515 dolar AS per ounce.