EKBIS.CO, JAKARTA -- Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rizkia Darmawan menyebut permintaan terhadap emas batangan masih terus tumbuh, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi saat ini.
“Sekarang kita tahu ekonomi sedang banyak ketidakpastian, tapi terkait permintaan (emas) itu naik secara signifikan,” kata Rizkia dalam media briefing di Jakarta, Selasa (12/11/2024).
Menurut dia, di tengah kondisi ekonomi yang penuh ketidakpastian, banyak orang lebih memilih emas daripada saham untuk mengamankan investasi mereka. Pasalnya, emas diyakini memberikan keuntungan yang lebih pasti dengan risiko penurunan harga yang relatif minim.
“Bukan hanya investor, ibu-ibu sekarang juga beli emas batangan. Kami cross-check dengan beberapa perusahaan erat relasinya dengan kami, mereka bilang secara permintaan emas batangan juga cukup meningkat,” paparnya.
Di sisi lain, kehadiran emas dalam bentuk digital juga berperan dalam menjaga kinerja emas.
Dia berpendapat produk emas digital memberikan opsi tambahan bagi masyarakat, terutama di wilayah yang mungkin belum familier dengan instrumen keuangan seperti saham atau obligasi. Di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya, masyarakat mulai terbiasa dengan instrumen keuangan. Namun, di daerah lain, tingkat literasi dan inklusi keuangan masih terbatas.
“Jadi sebetulnya, yang tadinya masyarakat hanya kenal emas batangan, dengan adanya emas digital inklusinya jadi cukup baik ya. Seharusnya justru permintaan terhadap emas batangan juga akan naik,” ujar Rizkia.
Dengan potensi itu, ia menyarankan perusahaan dan negara untuk menyediakan lebih banyak opsi untuk emas, baik yang diperjualbelikan secara batangan maupun digital.
Harga emas Antam yang dipantau dari laman Logam Mulia, Selasa (12/11) mengalami penurunan drastis sebesar Rp 35.000, sehingga harga emas per gram kini menjadi Rp 1.482.000. Adapun harga jual kembali (buyback) emas batangan turut merosot menjadi Rp 1.336.000 per gram.