EKBIS.CO, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin (14/7) pagi bergerak melemah sebesar 27 poin menjadi Rp 11.614 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 11.587 per dolar AS.
"Mata uang rupiah kembali diperdagangkan melemah di pasar uang domestik setelah menguat cukup signifikan seiring dengan euforia pelaksanaan pilpres yang berjalan lancar," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Zulfirman Basir di Jakarta, Senin (14/7).
Ia menambahkan bahwa permintaan dolar AS sebagai mata uang safe haven juga meningkat setelah adanya kekhawatiran investor terhadap masalah salah satu perbankan terbesar di Portugal yang terancam gagal bayar (default). Kendati demikian, lanjut dia, mata uang rupiah masih mempunyai peluang untuk kembali menguat terhadap dolar AS menyusul belum adanya kepastian bank sentral AS (the Fed) akan menaikkan suku bunganya menyusul ekonomi AS yang masih melambat.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada menambahkan bahwa laju nilai tukar rupiah kembali terdepresiasi terhadap dolar AS, bila dikaitkan dengan pemilihan umum presiden (pilpres) maka sentimen klaim kemenangan antara dua kubu capres-cawapres memberi dampak negatif bagi pelaku pasar uang. "Kondisi itu memberikan ketidakpastian baru sehingga para pelaku pasar lebih memilih untuk menahan diri dan cenderung melakukan pengamanan posisi asetnya," katanya.
Menurut dia, laju rupiah saat ini masih cenderung mengalami penurunan dan belum terlihat adanya potensi penguatan sehingga tetap selalu waspadai potensi tekanan lanjutan.