Selasa 05 Aug 2014 23:20 WIB

Perajin Batik Jumput Yogyakarta Harapkan Akses Ekspor

Red: Nidia Zuraya
Mukena motif jumputan
Mukena motif jumputan

EKBIS.CO, YOGYAKARTA -- Perajin batik yang tergabung dalam Komunitas Batik Jumput Batikan di Desa Tahunan, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta, mengharapkan akses ekspor dari pemerintah daerah.

Pendiri Komunitas Perajin Batik Jumput Batikan, Rani di Yogyakarta, Selasa (5/8), mengatakan para perajin batik jumput di Desa Tahunan pada dasarnya memiliki orientasi ekspor, namun masih membutuhkan dorongan dan akses dari pemerintah. "Keinginan ke arah ekspor memang sudah ada, tapi bagaimana melakukannya, akses saja belum ada. Selain itu, juga masalah modal," katanya.

Menurut Rani, perajin batik jumput di daerah setempat hingga saat ini masih fokus menyasar pasar domestik, meskipun telah memiliki orientasi ekspor untuk pemasaran produk. Hal itu, kata dia, dilakukan karena animo pelanggan di dalam negeri masih cukup banyak.

"Sampai sekarang masih belum berani (ekspor). Kami masih memasok untuk pelanggan lokal Yogyakarta, serta luar kota seperti Bali, Jakarta, Medan, Lampung secara 'online'," kata pemilik Toko batik By Rani HS itu.

Hingga saat ini, ragam kerajinan batik jumput yang secara rutin ia produksi antara lain mukena yang dijual dengan harga Rp 250 ribu per potong, syal Rp 20 ribu hingga Rp 80 ribu, dompet batik Rp 40 ribu, dan slayer Rp 25 ribu. Sedangkan kain batik dengan lebar dua meter dijual dengan harga Rp 100 ribu hingga Rp 350 ribu per lembar.

Menurut dia, saat ini Komunitas Batik Jumput Batikan masih berinovasi mengembangkan batik campuran yang merupakan kolaborasi antara batik jumput dengan batik tulis sebagai produk andalan. Batik campuran itu dibanderol lebih mahal dari batik jumput biasa, yakni dengan harga mulai Rp 500 ribu per lembar.

"Yang mengembangkan batik jumput kan sudah banyak, misalnya yang ada di Jawa Timur serta Jawa Tengah, sehingga dengan batik campuran diharapkan ada ciri khas batik jumput Tahunan," katanya.

sumber : Antara
Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement