Ahad 17 Aug 2014 21:14 WIB

Persaingan Harga Antar Maskapai Picu Persaingan Tak Sehat

Rep: C88/ Red: Djibril Muhammad
Pesawat milik maskapai Garuda Indonesia parkir di Terminal 2 Bandara Internsional Soekarno-Hatta, Banten, Ahad (29/6).
Foto: Republika/Wihdan H
Pesawat milik maskapai Garuda Indonesia parkir di Terminal 2 Bandara Internsional Soekarno-Hatta, Banten, Ahad (29/6).

EKBIS.CO, JAKARTA -- Persaingan harga yang terjadi di industri penerbangan dapat menimbulkan persaingan yang tidak sehat. Demikian diungkapkan pengamat penerbangan Jusman Syafii Djamal.

Menurut Jusman, saat ini semakin banyak maskapai penerbangan yang menawarkan tiket murah. "Penumpang untung karena dapat murah, tapi apakah perusahaan bisa dapat untuk dengan sering memberikan tiket murah?" katanya saat dihubungi ROL, Jumat (15/8).

Ditinjau dari segi pertumbuhan, lanjut Jusman, pasar penerbangan di Indonesia sudah cukup bagus. Mantan Menteri Perhubungan ini juga memandang perlunya peningkatan perhatian pemerintah dalam industri penerbangan.

"Sejauh ini perhatian sudah baik tapi masih ada celah yang bisa dikembangan dalam industri ini," imbuhnya.

Selama ini, pemerintah masih berfokus pada tingkat keamanan dan kenyamanan penerbangan. Untuk waktu yang akan datang, kata Jusman, pemerintah harus melakukan upaya untuk menciptakan iklim usaha dan persaingan yang lebih baik.

Ia mencontohkan harga bahan bakar avtur di Singapura yang lebih murah ketimbang di Indonesia. Di Singapura, harga avtur lebih murah 15 persen daripada di Indonesia. "Pertamina bisa turunkan harga avtur, tidak usah banyak-banyak lima persen saja sudah baik," terang Jusman.

Jika penurunan harga avtur tidak dapat ditempuh, pemerintah sebaiknya memberi kelonggaran bagi maskapai dengan menaikkan harga batas atas. Jusman menambahkan, industri penerbangan Indonesia dinilainya sudah siap untuk bersaing di kawasan ASEAN.

"Jadi sebetulnya pemerintah sekarang sudah bagus tapi masih bisa ditambah bagus lagi," katanya menjelaskan.

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement