EKBIS.CO, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis (21/8) sore, menguat sebesar 30 poin menjadi Rp 11.674 dibandingkan sebelumnya Rp 11.704 per dolar AS.
"Rupiah terapresiasi terhadap dolar AS setelah sentimen sengketa pilpres di Mahkamah Kostitusi (MK) berjalan cukup lancar," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Kamis (21/8).
Meski sempat terjadi kericuhan, lanjut dia, namun kondisinya masih tetap kondusif, sehingga pelaku pasar keuangan menilai bahwa situasi keamanan di Indonesia masih baik. Di sisi lain, ia menambahkan bahwa fundamental ekonomi Indonesia juga masih dalam keadaan baik dan tetap akan tumbuh hingga akhir tahun. "Ekonomi Indonesia diperkirakan masih sesuai dengan target pertumbuhan pemerintah sekitar lima persen," katanya.
Kendati demikian, menurut dia, penguatan rupiah masih dibayangi ekspektasi akan berakhirnya program pelonggaran kuantitatif bank sentral AS (the Fed) pada akhir tahun 2014 dan kenaikan suku bunga the Fed pada pertengahan tahun 2015. "Sentimen eksternal itu masih membebani kinerja mata uang rupia," katanya.
Sementara itu kurs tengah Bank Indonesia pada Kamis (21/8), rupiah bergerak menguat menjadi Rp 11.717 dibandingkan posisi sebelumnya di Rp 11.707 per dolar AS.