EKBIS.CO, JAKARTA -- Maskapai Garuda Indonesia mengonsumsi bahan bakar minyak (BBM) jenis avtur 1,8 miliar liter per tahun. Diprediksi pada 2016 konsumsi avtur melonjak menjadi dua miliar liter per tahun.
Direktur Operasional Garuda Indonesia Novianto mengatakan, konsumsi tersebut dari penerbangan seluruh dunia. ''Domestik dan internasional,'' kata dia dalam konferensi pers Workshop Indonesia Initiative One Energy Farming and Suistainable Aviation Biofuel and the ISPO/RSPO STANDAR, Kementerian Perhubungan, Jakarta, Selasa (26/8).
Akhir Desember tahun lalu, Kementerian Perhubungan dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sepakat menetapkan bauran bahan bakar nabati dalam avtur sebanyak dua persen. Seterusnya, campuran BBN meningkat secara bertahap.
Menurut Novianto, pencampuran biofuel sebanyak dua persen dari avtur bertujuan mengurangi tingkat emisi gas buang pesawat. Pasalnya, emisi gas buang avtur cukup tinggi. Sedangkan, rencana jangka panjang untuk menggantikan penggunaan bahan bakar fosil. Pasalnya, semakin lama persediaan bahan bakar fosil semakin menipis.
Dia berharap harga biofuel ke depannya bisa bersaing dengan harga avtur. ''Syukur-syukur bisa lebih murah,'' ujar dia. Namun, Novianto pesimistis tarif biofuel bisa lebih murah dari avtur.