EKBIS.CO, YOGYAKARTA -- Peluang industri nutrisi termasuk susu di Indonesia dinilai semakin prospektif dalam beberapa tahun ke depan mengingat kian pesatnya pertumbuhan kaum menengah di Tanah Air --yang mulai menyadari pentingnya pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi anak dan keluarga.
"Pertumbuhan populasi ditunjang dengan pertumbuhan ekonomi semakin tinggi di Indonesia. Ini peluang yang sangat prospektif untuk industri nutrisi," kata Head of Corporate Affairs PT Sarihusada Arif Mujahidin di Yogyakarta, Ahad.
Saat ini pemain besar dalam industri nutrisi di Tanah Air masih dikuasai oleh investor asing.
Namun ia menegaskan selama pabrik ada di Indonesia benefit investasi tetap bisa dinikmati di Indonesia hingga 7 persen dari sisi pajak, tenaga kerja, hingga transfer teknologi.
"Rantai industri nutrisi dari hulu ke hilir di sektor ini sangat panjang sampai jadi produknya," kata Arif.
Fakta itu, menurut Arif, menjadi kesempatan bagi pemain lokal untuk memanfaatkan peluang dalam industri nutrisi.
Apalagi hasil studi yang pernah dilakukan menunjukkan anak-anak Indonesia cenderung menyukai kebiasaan "snacking" atau makan makanan ringan.
"Pemain lokal di antaranya bisa mengambil manfaat dari peluang memasarkan snack-snack sehat," katanya.
Arif melihat semakin meningkatnya jumlah kaum menengah di Tanah Air tidak menjamin jumlah anak kurang gizi di Indonesia menurun bahkan justru naik.
"Ini disebabkan karena masih rendahnya edukasi hingga distribusi kecukupan gizi yang tidak merata," katanya.
Arif mengatakan industri nutrisi memiliki segmen pasar yang lebar mulai dari susu bayi, susu pertumbuhan anak, hingga susu untuk ibu hamil dan ibu menyusui.
"Kalau berbicara tentang pasar untuk segmen satu sampai tiga tahun, ada tiga perusahaan besar yang saat ini menjadi pemimpin pasar. Di luar segmen itu masih sangat luas," katanya.