Selasa 16 Sep 2014 00:10 WIB

RRT Incar Investasi PLTU dan Pabrik Ban di Sumsel

Rep: Maspril Aries/ Red: Esthi Maharani
Alex Noerdin
Foto: Antara/ Feny Selly
Alex Noerdin

EKBIS.CO, PALEMBANG -- Republik Rakyat Tiongkok (RRT) melalui para investornya berminat menanamkan investasinya di Sumatera Selatan (Sumsel). Keinginan investor dari negeri tirai bambu tersebut terungkap dalam pertemuan antara Gubernur Sumsel Alex Noerdin dengan Konsulat Jendral (Konjen) RRT Zhu Honghai, Senin (15/9).

Usai pertemuan yang berlangsung tertutup, Gubernur Sumsel Alex Noerdin mengatakan kepada wartawan, “Pembicaraan tadi diantaranya membahas rencana investasi investor RRT untuk membangun PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) dan pabrik ban di sini. Mereka menyatakan tertarik untuk menanamkan investasinya di Sumatera Selatan.”

Menurut Alex Noerdin, selain kerjasama yang sudah ada selama ini, Konsulat Jendral RRT menyatakan, ingin meningkatkan kerja sama yang lebih besar lagi antara Tiongkok dan Sumatera Selatan.

“Mereka tertarik untuk berinvestasi di kawasan ekonomi khusus Tanjung Api Api seperti membangun pabrik ban di kawasan itu,” katanya.

Selain investasi di pabrik ban dan PLTU, RRT juga berminat dengan rencana pembangunan jembatan Musi.

“Kita menawarkan proyek infrastruktur jembatan Musi VII yang akan menghubungkan kawasan seberang Ilir dengan seberang Ulu. Pembicaraan ini belum membicarakan berapa nilai investasi yang akan mereka tanam di Sumatera Selatan. Berapa pun mereka investasi kita akan terima,” ujar Alex Noerdin.

Sementara itu Konsulat Jendral Zhu Honghai menjelaskan, kedatangannya ke Sumatera Selatan dalam rangka melakukan tukar pikiran dan melakukan pembicaraan mengenai peluang investasi yang ada di daerah ini.

“Gubernur Sumsel tadi menawarkan peluang investasi yang cukup menarik yaitu  pembangunan kawasan ekonomi khusus Tanjung Api Api dan Jembatan Musi VII,” katanya.

Zhu Honghai juga mengungkapkan pembicaraan juga mengenai pembangunan PLTU berikut pembangunan jaringan listrik di Sumsel yang peluangnnya masih terbuka lebar.  

“Kami saling bertukar informasi dan saran untuk mengatasi permasalahan yang selama ini menjadi hambatan seperti listrik dan potensi besar di kawasan ekonomi khusus,” katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement