EKBIS.CO, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memprioritaskan tujuh langkah untuk memenuhi keinginan terciptanya pasar jasa keuangan yang inklusif, kompetitif dan memiliki interkoneksi. Termasuk di dalamnya komitmen mengedukasi masyarakat yang bekerja sama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui Investor Summit and Capital Market Expo (ISCME)
Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad mengatakan OJK mendorong perkembangan produk dan layanan jasa keuangan termasuk pasar modal dan industri keuangan non bank (IKNB). Sehingga bisa terbentuk intermediasi pembiayaan jangka panjang. Langkah-langkah ini juga mencakup pengawasan perilaku pelaku pasar jasa keuangan.
Begitu pula dengan pengembangan akses pasar yang lebih mudah dan luas. ''Jaringan perbankan bisa dimanfaatkan untuk meluaskan nasabah pasar modal dan asuransi,'' kata Muliaman dalam pembukaan Investor Summit dan Capital Market Expo (ISCME), Rabu (17/9) kemarin.
OJK juga menginginkan edukasi dengan pendekatan yang variatif untuk meningkatkan kapasitas industri jasa keuangan, terlebih tingakt literasi masyarakat terhadap jasa keungan masih 21 persen. Dengan membaiknya pengetahuan, diharapkan demand produk dan layanan jasa keuangan bisa meningkat.
Muliaman mengharapkan ada learning center bagi keuangan nasional, terutama guna menghadapi MEA. Ia menyambut baik ISCME yang diadakan BEI sebagai bagian sosialisasi dan edukasi bagi masyarakat mengenai jasa keuangan, terutama pasar modal.
''Sekarang tidak sama antara kurikulum pendidikan dengan kebutuhan industri. Karena itu OJK dengan Kemendikbud membuat MoU agar pendidikan keungan bisa diajarkan sedini mungkin,'' kata Muliaman.
Harus ada juga arah yang jelas peran pengembangan teknologi. Sebab ini akan menekan biaya dan meningkatkan aksesibilitas produk dan layanan jasa keuangan oleh masyarakat di semua wilayah. Termasuk di dalamnya pengembangan branchless bank yang tengah dikembangkan. Sehingga pasar jasa keuangan yang inklusif bisa terwujud.
Sebagai regulator, Muliaman mengungkapkan OJK berupaya membuat regulasi yang harmonis dan konsisisten. ''Tiap regulator meniatkan diri untuk saling melengkapi jadi sinergis,'' kata dia.
Pengawasan terintegrasi dan terkonsolidasi terkait interkonektifitas yang makin meningkat juga penting dilakukan. Pengawasan ini meliputi juga pengawasan perusahaan dan anak perusahaannya. Sebab, kata Muliaman, anak perusahaan juga berpotensi menimbulkan masalah karena itu OJK meminta induk perusahaan mengawasi perilaku anak perusahaannya. Terakhir adalah pengembangan kelembagaan agar semua komplemen.
Selain itu, Muliaman berharap variasi produk dan layanan jasa keuangan juga makin bervariasi. Khusus di pasar modal, penambahan jumlah emiten dan produk pasar modal diharapkan dapat meningkatkan jumlah investor domestik.
Dari data KSEI, investor domestik masih sekitar 400 ribu orang atau 0,3 persen. Padahal, potensinya 134 juta orang dari golongan kelas menengah saja.
Muliaman meyakinkan pasar modal Indonesia masih akan berkembang baik, termasuk pasar modal syariah. ''Di triwulan ke dua 2014, reksa dana syariah dan suku korporasi menunjukkan pergerakan yang baik. Pasar modal syariah jadi menarik saat ini,'' kata dia.