Kamis 18 Sep 2014 02:08 WIB

OJK-BEI Dorong Peningkatan Jumlah Investor

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Agung Sasongko
Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman Hadad memberi paparan dalam Forum Group Discussion ASEAN, Jakarta, Jumat (12/9).(Republika/ Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman Hadad memberi paparan dalam Forum Group Discussion ASEAN, Jakarta, Jumat (12/9).(Republika/ Yasin Habibi)

EKBIS.CO,   JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memprioritaskan tujuh langkah untuk memenuhi keinginan terciptanya pasar jasa keuangan yang  inklusif, kompetitif dan memiliki interkoneksi. Termasuk di dalamnya komitmen mengedukasi masyarakat yang bekerja sama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui Investor Summit and Capital Market Expo (ISCME)

Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad mengatakan OJK mendorong perkembangan produk dan layanan jasa  keuangan termasuk pasar modal dan industri keuangan non bank  (IKNB). Sehingga bisa terbentuk intermediasi pembiayaan jangka  panjang. Langkah-langkah ini juga mencakup pengawasan  perilaku pelaku pasar jasa keuangan.

Begitu pula dengan pengembangan akses pasar yang lebih mudah  dan luas. ''Jaringan perbankan bisa dimanfaatkan untuk  meluaskan nasabah pasar modal dan asuransi,'' kata Muliaman  dalam pembukaan Investor Summit dan Capital Market Expo (ISCME),  Rabu (17/9) kemarin.

OJK juga menginginkan edukasi dengan pendekatan yang variatif  untuk meningkatkan kapasitas industri jasa keuangan, terlebih  tingakt literasi masyarakat terhadap jasa keungan masih 21  persen. Dengan membaiknya pengetahuan, diharapkan  demand produk dan layanan jasa keuangan bisa meningkat.

Muliaman mengharapkan ada learning center bagi keuangan  nasional, terutama guna menghadapi MEA. Ia menyambut baik ISCME yang diadakan BEI sebagai bagian sosialisasi dan edukasi bagi masyarakat mengenai jasa keuangan, terutama pasar modal.

''Sekarang tidak sama antara kurikulum pendidikan dengan  kebutuhan industri. Karena itu OJK dengan Kemendikbud  membuat MoU agar pendidikan keungan bisa diajarkan sedini  mungkin,'' kata Muliaman.

Harus ada juga arah yang jelas peran pengembangan teknologi.  Sebab ini akan menekan biaya dan meningkatkan aksesibilitas  produk dan layanan jasa keuangan oleh masyarakat di semua  wilayah. Termasuk di dalamnya pengembangan branchless  bank yang tengah dikembangkan. Sehingga pasar jasa keuangan  yang inklusif bisa terwujud.

Sebagai regulator, Muliaman mengungkapkan OJK berupaya  membuat regulasi yang harmonis dan konsisisten. ''Tiap regulator  meniatkan diri untuk saling melengkapi jadi sinergis,'' kata dia.

Pengawasan terintegrasi dan terkonsolidasi terkait  interkonektifitas yang makin meningkat juga penting dilakukan.  Pengawasan ini meliputi juga pengawasan perusahaan dan anak  perusahaannya. Sebab, kata Muliaman, anak perusahaan juga  berpotensi menimbulkan masalah karena itu OJK meminta induk  perusahaan mengawasi perilaku anak perusahaannya. Terakhir  adalah pengembangan kelembagaan agar semua komplemen.

Selain itu, Muliaman berharap variasi produk dan layanan jasa  keuangan juga makin bervariasi. Khusus di pasar modal, penambahan jumlah emiten dan produk pasar modal diharapkan dapat meningkatkan jumlah investor domestik.

Dari data KSEI, investor domestik masih sekitar 400 ribu orang atau 0,3 persen. Padahal, potensinya 134 juta orang dari golongan kelas menengah saja.

Muliaman meyakinkan pasar modal Indonesia masih akan berkembang baik, termasuk pasar modal syariah. ''Di triwulan ke dua 2014, reksa dana syariah dan suku korporasi menunjukkan pergerakan yang baik. Pasar modal syariah jadi menarik saat ini,'' kata dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement