Rabu 01 Oct 2014 17:32 WIB

Jepang: Nilai Pinjaman Indonesia yang Terbesar di Dunia

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Ichsan Emerald Alamsyah
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) menerima mantan Perdana Menteri Jepang Yasuo Fukuda (kiri) di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (1/9). (Antara/Andika Wahyu)
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) menerima mantan Perdana Menteri Jepang Yasuo Fukuda (kiri) di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (1/9). (Antara/Andika Wahyu)

EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemerintah Jepang dan Indonesia sedang berupaya melakukan perbaikan infrastuktur di negeri ini. Kendati demikian, pembangunan infrastruktur kerap menemui banyak kendala.

Kijima Yoshiko dari Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia mengatakan, kendala utama pembangunan infrstruktur di Indonesia adalah pembebasan lahan.

"Sekarang ini, Jepang dan RI sedang berupaya melakukan perbaikan infrastruktur," kata dia, Rabu (1/10). Menurut Kijima, ada tiga hal yang sedang diupayakan Jepang dan Indonesia untuk memperbaiki infrastruktur. Pertama, meningkatkan anggaran infrastruktur. Kedua, menggunakan pinjaman seperti dari Jepang. "Ketiga, menggunakan investasi pihak swasta," kata dia.

Sejak 2008 hingga 2012, Jepang sudah mengalokasikan dana hibah sebesar 276,1 miliar Yen ke Indonesia. Negeri Sakura itu juga gencar memberikan pinjaman untuk proyek-proyek infrastruktur di Indonesia.  Pada kurun waktu yang sama, Jepang sudah mengalokasikan dana pinjaman sebesar 4,639 triliun Yen untuk Indonesia. "Nilai ini yang paling besar di seluruh dunia," kata Kijima.

Pembangunan proyek yang menggunakan dana hibah dan pinjaman dari Jepang dikoordinasikan melalui Japan's Official Development Assistance (ODA). Sekarang ini, Japan's ODA memegang 45 proyek infrastruktur di Indonesia.

Dari 45 proyek tersebut, 20 merupakan proyek besar seperti pembangunan kereta cepat atau mass rapid transit (MRT). Pembangunan MRT di Jakarta menggunakan dana pinjaman dari Japan International Cooperation Agency (JICA). 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement