Senin 06 Oct 2014 17:00 WIB

Meski BI Intervensi Valas, Cadangan Devisa Stabil

Rep: Satya Festiani/ Red: Ichsan Emerald Alamsyah
Karyawan Bank Indonesia memerlihatkan uang kertas pecahan Rp. 100.000 baru (atas) dan lama (bawah) usai launching uang tersebut di Bank Indonesia,Jakarta, Senin (18/8). (Republika/Prayogi)
Foto: Republika/Prayogi
Karyawan Bank Indonesia memerlihatkan uang kertas pecahan Rp. 100.000 baru (atas) dan lama (bawah) usai launching uang tersebut di Bank Indonesia,Jakarta, Senin (18/8). (Republika/Prayogi)

EKBIS.CO, JAKARTA -- Cadangan devisa pada akhir September 2014 tercatat stabil. Padahal Bank Indonesia (BI) melakukan intervensi valuta asing untuk stabilisasi nilai tukar rupiah.

BI mencatat, cadangan devisa pada akhir September 2014 turun 60 juta dolar AS dari posisi akhir bulan Agustus 2014 sebesar 111,224 miliar dolar AS, menjadi 111,164 miliar dolar AS di akhir September 2014.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara mengatakan, posisi cadangan devisa Indonesia masih relatif stabil dibandingkan dengan posisi akhir bulan sebelumya. Perkembangan tersebut, dipengaruhi oleh kenaikan kebutuhan devisa.

"Kebutuhan devisa itu antara lain untuk pembayaran utang luar negeri Pemerintah dan intervensi valuta asing dalam rangka stabilisasi nilai tukar rupiah," ujar Tirta, Senin (6/10). Sementara di sisi lain, penerimaan devisa juga meningkat terutama berasal dari penerbitan sukuk global dan hasil ekspor migas pemerintah serta kenaikan simpanan deposito valuta asing bank-bank di Bank Indonesia.

Tirta menilai, posisi cadangan devisa per akhir September 2014 tersebut dapat membiayai 6,5 bulan impor atau 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah serta berada diatas standar kecukupan internasional sekiar 3 bulan impor. "BI menilai perkembangan cadangan devisa ini positif terhadap upaya memperkuat ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam kedepannya," ujar Tirta.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement