EKBIS.CO, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis (9/10) pagi bergerak menguat 35 poin menjadi Rp 12.200. Sebelumnya, posisi rupiah berada di Rp 12.235 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, adanya kecemasan perlambatan ekonomi global membuat prospek perbaikan ekonomi AS juga akan terkendali. Sehingga apresiasi dolar AS cenderung tertahan.
"Dolar AS berbalik melemah terhadap hampir semua mata uang utama dunia pascarilis hasil pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) menunjukkan bahwa kebijakan Bank Sentral AS (the Fed) juga mencemaskan dampak perlambatan global terhadap prospek ekonomi AS," katanya, Kamis.
Ia mengemukakan, beberapa petinggi the Fed menilai pertumbuhan ekonomi global yang lebih lemah dari harapan bisa menghambat pertumbuhan ekonomi AS.
Di sisi lain, AS juga khawatir terhadap perlambatan ekonomi dan inflasi di Eropa akan mendorong keberlanjutan apresiasi dolar dan nantinya dapat mengekang ekspor dan kenaikan harga.
"Saat ini cenderung konsolidasi. Namun secara keseluruhan, rally penguatan dolar AS masih akan berlanjut," katanya.
Analis Woori Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada menambahkan, potensi berbalik arah masih cukup kuat. Meski pun laju dolar AS berbalik melemah seiring imbas penilaian Dana Moneter Internasional (IMF) terhadap outlook pertumbuhan ekonomi global.
"Di tengah kondisi ekonomi global yang melambat, mata uang safe haven seperti dolar AS akan tetap diminati," katanya.