EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan, mengklaim tiga komoditi ekspor unggulan Indonesia mengalami tren positif selama lima tahun terakhir. Tiga komoditi tersebut, furnitur, produk garmen serta karet. Bahkan, kementerian ini optimistis ekspor nonmigas tersebut akan terus bertumbuh.
Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi, mengatakan, kinerja ekspor produk furnitur dalam lima tahun terakhir trennya bertumbuh 0,38 persen. Produk garmen, tren pertumbuhan selama lima tahun terakhir mencapai 7,01 persen. Sedangkan, produk karet dan turunannya selama lima terakhir trennya 15,12 persen.
"Pertumbuhan ekspor nonmigas ini sangat bagus," ujar Bayu, Ahad (12/10).
Bayu menjelaskan, untuk kinerja ekspor furnitur selama 2013 kemarin, total nilainya mencapai 1,75 miliar dolar AS. Negara ekspor tujuan terbesar, yaitu AS (35,68 persen), Jepang (13,82 persen), Inggris (4,83 persen), Belanda (4,17 persen, dan Jerman. (3,87 persen). Khusus untuk AS, tren pertumbuhannya mencapai 7,23 persen.
Ekspor furnitur Indonesia untuk periode Januari-Juli 2014, nilainya mencapai 1,06 miliar dolar AS. Dari nilai ekspor itu, 372,03 juta dolar AS di antaranya merupakan hasil ekspor ke negara adi daya tersebut.
Sedangkan produk garmen, lanjut Bayu, pada 2013 kemarin nilai ekspornya mencapai 7,72 milair dolar AS. Nilai ekspor produk garmen ini, jauh lebih tinggi ketimbang produk furnitur. Adapun negara tujuan ekspor terbesar dari produk ini, yakni AS (50,09 persen), Jepang (8,88 persen), Jerman (6,87 persen), Korea Selatan (3,78 persen), dan Inggris (3,76 persen).
Ekspor garmen Indonesia ke AS, tren pertumbuhannya sebesar 3,02 persen. Pada periode Januari-Juli 2014, ekspor garmen Indonesia nilainya mencapai 4,65 miliar dolar AS. Adapun, nilai ekspor khusus ke AS mencapai 2,3 miliar dolar AS.
Sementara kinerja ekspor karet dan produk turunannya, pada 2013 kemarin mencapai 9,39 miliar dolar AS. Nilai ekspor produk ini, lebih tinggi ketimbang furnitur dan produk garmen. Negara tujuan utama ekspor ini, AS (23,24 persen), Tiongkok (16,51 persen), Jepang (14,23 persen), Korea Selatan (4,26 persen), dan India (4,11 persen).
Ikuti informasi terkini seputar sepak bola klik di sini