EKBIS.CO, NEW YORK -- Saham Starbucks turun hampir 6 persen di perdagangan Wall Street, karena investor kecewa atas angka penjualan Starbucks yang terbaru.
Hal itu di bawah perkiraan analis sebab dalam kurun waktu tiga bulan sampai 28 September, perusahaan kopi terbesar dunia itu telah meningkatkan penjualannya sebesar 5 persen dan meraih keuntungan 587.9 juta dolar AS ( 367 juta euro) dari pendapatan sebesar 4,18 milyar dolar AS.
"Persentase hasil penjualan kami tumbuh, tapi sedikit lebih lambat," ujar Ketua Operasional Starbucks ' Troy Alstead seperti dilansir dari situs berita bbc.
Di samping itu, penjualan yang cukup menguasai terutama pasar AS baru-baru ini adalah jenis makanan dan teh. Oleh karena harus bersaing ketat seperti dengan perusahaan makanan cepat saji ataupun perusahaan sejenis lainnya, Starbucks akan memperluas jangkauan produknya.
Tahun depan, Starbucks akan menggulirkan program untuk customer yaitu sistem melakukan pemesanan dan pembayaran melalui ponsel sebagai strategi untuk meningkatkan penjualan. Sebelumnya, perusahaan ini juga merogoh kocek besar untuk menggencarkan promosi, seperti meluncurkan"Starbucks for Life" beberapa waktu lalu.
Pada bulan September, pihak Starbucks menyatakan akan membeli outlet mitranya dari Jepang, dengan kesepakatan senilai 914 juta dolar AS. Starbucks Jepang telah menjadi perusahaan patungan antara Starbucks dan Sazaby Liga sejak tahun 1995. Berdasarkan kesepakatan itu Starbucks akan membeli saham 60,5 persen dari unit Jepang itu.