EKBIS.CO, BOGOR -- Beberapa ibu rumah tangga turut bereaksi atas rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Pasalnya, kenaikan harga BBM akan berdampak pada kenaikkan harga-harga kebutuhan hidup lainnya.
Neneng (42), warga Ciawi, mengungkapkan kebingungannya menghadapi harga BBM yang disebut-sebut akan naik sebelum tahun depan. Ia berharap pemerintah tidak perlu menaikkan harga BBM. Jika harus naik, Neneng minta kenaikkannya tidak terlalu besar.
"Naiknya (harga BBM) Rp 1000 saja, malah lebih bagus tak jadi naik," ujar ibu tiga anak ini, Ahad (2/10).
Neneng selama ini hanya mengandalkan gaji suaminya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sementara ketiga anaknya masih bersekolah dan masih perlu biaya hidup yang besar.
"Saya jadi kepikiran nanti bagaimana kalau naik sampai Rp 3.000," katanya.
Neneng berharap pemerintahan yang sekarang dapat benar-benar pro rakyat. Pemerintah dapat memahami keadaan rakyat yang semakin terjepit jika harga BBM benar-benar naik.
Hal tersebut dirasakan pula oleh Ela (40), guru taman kanak-kanak di Bogor. Rencana kenaikan BBM membuatnya cemas. Ia meminta agar pemerintah tidak menaikkan harga BBM secara drastis.
"Kalau naik Rp 3.000 itu menurut saya sangat tinggi," jelas Ela, Ahad (2/11).
Sebagai ibu rumah tangga dan wanita karir, Ela merasa kenaikan BBM akan menyulitkan karena semua harga akan naik. Selain kenaikan harga bahan pokok, ongkos angkutan umum pun akan naik.
"Saya harus lebih pintar ngatur uang jika BBM benar-benar naik," katanya.
Menurutnya, kenaikan harga BBM harus dibarengi dengan kenaikan upah karyawan. Meski sudah membantu suami bekerja, Ela pesimis gaji ia dan suaminya akan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari jika BBM naik terlalu tinggi.