EKBIS.CO, JAKARTA – Investasi di sektor padat modal perlu terus digenjot untuk mengurangi pengangguran. Ketua Badan nasional Standardisasi Profesi (BNSP) Sumarna Abdurrahman mengatakan penyerapan tenaga kerja mengalami penurunan lantaran investasi yang masuk ke Indonesia lebih banyak berupa industri padat modal.
Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk yang bekerja pada bulan Agustus sebanyak 114,6 juta penduduk. Angka ini menurun sebesar 3,5 juta penduduk dibandingkan dengan orang yang bekerja pada bulan Februari. Pengangguran terbuka pada bulan Agustus mencapai 5,94 persen. Angka ini meningkat dibandingkan bulan Februari lalu yang hanya 5,7 persen.
Sumarna mengatakan angkatan kerja rata-rata bertambah 2,5 juta per tahun. Sementara, jumlah penyediaan lapangan kerja lebih rendah dari itu. “Kurangnya disebabkan karena penyerapan kerja industri mengalami penurunan. Investasi yang masuk padat modal, bukan padat karya,” ujar Sumarna, saat dihubungi, Rabu (5/11).
Di samping itu, menurut dia kualitas pertumbuhan ekonomi yang menurun menyebabkan penyerapan tenaga kerja menjadi kurang. Kini dalam satu persn pertumbuhan ekonomi hanya bisa menciptakan tidak lebih dari 200 ribu lapangan kerja.
BPS juga merilis angkatan kerja masih didominasi oleh lulusan SD sebesar 47,07 persen. Lulusan sarjana di angkatan kerja hanya mencapai 7,21 persen. Diakui Sumarna, angkata kerja memang masih didominasi oleh pendidikan yang rendah. Beberapa tahun terakhir, kata dia rasionya semakin menruun. Namun, kata dia, perlu diwaspadai lantaran jumlah pengangguran terdidik komposisinya kini lebih dominan.
Sumarna mengatakan angka pengangguran ini perlu terus diwaspadai lantaran satu tahun lagi akan menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN. Indonesia kelak akan mengahdapi tantangan lapangan kerja yang masih sempit karena inevstasi tak padat karya, namun jumlah pencari kerja akan bertambah.
“Ini akan semakin memperburuk tenaga kerja,” katanya.