Senin 10 Nov 2014 17:03 WIB

Duh, Kuota BBM Bersubsidi ternyata tak Sampai Akhir Tahun

Rep: C87/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir (kanan)
Foto: Prayogi/Republika
Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir (kanan)

EKBIS.CO, JAKARTA - PT Pertamina memprediksi kuota BBM bersubsidi tidak mencukupi sampai akhir 2014. Akibatnya, masyarakat harus membeli BBM nonsubsidi. Vice President Corporate Communication PT Pertamina, Ali Mundakir, mengatakan stok BBM masih terus ada, namun kuotanya diperkirakan tidak sampai akhir tahun.

"Kuota yang harus dijual dengan harga subsidi perkiraan kita tanggal 20 Desember untuk premium, kalau solar di pertengahan Desember," kata Ali saat dihubungi Republika, Senin (10/11).

Kuota BBM bersubsidi per 1 November 2014 tersisa sekitar 6,3 juta kiloliter. Realisasi penyaluran BBM bersubsidi sampai 31 Oktober 2014 mencapai 39,07 juta kiloliter atau 86,1 persen terhadap alokasi kuota BBM bersubsidi yang disalurkan Pertamina. Secara rinci, penyaluran premium sebanyak 24,92 juta kiloliter atau 85,1 persen terhadap kuota. Sedangkan penyaluran solar mencapai 13,38 juta kiloliter atau 88,2 persen terhadap kuota.

Meskipun pemerintah menaikkan harga BBM besubsidi, dia berharap kuota BBM bisa cukup sampai akhir tahun.

"Biasanya diikuti penuruan konsumsi, orang begitu harga naik, tingkat konsumsi turun. Ya mudah-mudahan kuota bisa cukup sampai akhir tahun," imbuhnya.

Oleh sebab itu, pihaknya melakukan beberapa langkah antisipasi habisnya kuota BBM menjelang dan saat kenaikan harga BBM bersubsidi. Pihaknya akan meningkatkan stok yakni 18 hari kebutuhan nasional. Konsumsi BBM besubsidi per hari mencapai 125-130 ribu kiloliter untuk premium dan solar.

Selain itu, pengoperasian terminal-terminal BBM yang utama selama 24 jam. Selanjutnya, melakukan koordinasi dengan aparat kepolisian untuk penjagaan antisipasi SPBU maupun di terminal-terminal.

 

"Kalau oprang ngantri wajar, tapi kita mengimbau kepada masyarakat untuk tidak membeli berlebihan," pungkasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement