Jumat 14 Nov 2014 18:08 WIB

Indonesia Bisa Jadi Raja Ekspor Pakaian Muslim, tapi...

Rep: C88/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Indonesia mencanangkan diri meraih posisi sebagai kiblat busana Muslim dunia di 2020.
Foto: Prayogi/Republika
Indonesia mencanangkan diri meraih posisi sebagai kiblat busana Muslim dunia di 2020.

EKBIS.CO, JAKARTA-Indonesia memiliki potensi untuk merajai ekspor pakaian muslim di dunia. Hal ini ditinjau dari semakin menjamurnya desainer pakaian muslim di Indonesia yang dibarengi munculnya variasi produk-produk pakaian muslim.

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) AAGN Puspayoga menuturkan, Indonesia bisa menjadi raja ekspor pakaian muslim dengan satu syarat. "Business follow the people," katanya di Jakarta pada Jumat (14/11).

Artinya, produk pakaian muslim harus serius menyasar negara-negara yang memiliki penduduk muslim. Puspayoga menambahkan selama ini belum ada negara yang menjadi pionir dalam ekspor pakaian muslim. Oleh karenanya ini merupakan kesempatan yang baik  bagi Indonesia untuk mengambil peluang pasar yang belum banyak digarap.

Lebih lanjut ia mengatakan koperasi dan UKM memiliki peranan yang strategis dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ketahanan ekonomi negara tecermin dari kuat tidaknya sektor koperasi dan UKM. "Kalau ketahanan ekonomi lemah maka koperasi dan UKM tidak akan berjalan dengan baik," tambahnya.

Ia mencontohkan pada periode 1992-2000 presiden Bill Clinton membuat program yang bernama Small Business Administration. Program itu merupakan bantuan dan pendampingan kepada UKM di AS.

Hasilnya, melalui program ini perekonomian AS tumbuh dengan baik. Bahkan sejarah mencatat masa itu menjadi masa di mana pertumbuhan ekonomi AS mencapai titik tertinggi.

Perekonomian Idonesia memiliki peluang besar untuk tumbuh karena jumlah UKM yang sangat besar mencapai 57 juta UKM. Ironisnya, jurang pemisah antara golongan kaya dan miskin makin lebar.

"Inilah tanggung jawab kita bersama bagaimana agar koperasi dan UKM dapat berperan besar dalam pembangunan nasional sehingga mampu memberikan pemerataan pembangunan dan pendapatan," pungkasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement