EKBIS.CO, JAKARTA - Arus modal yang masuk ke Indonesia dinilai sebagai indikasi positif bagi investor asing bahwa Indonesia mampu mengendalikan masalah defisit transaksi berjalan. Sehingga daya tarik modal asing ke Indonesia meningkat.
Deputi Menko Perekonomian Bidang Fiskal dan Moneter, Bobby Hamzar Rafinus, mengatakan di triwulan III 2014 tekanan impor sudah mulai terasa berkurang. Salah satunya disebabkan pertumbuhan kredit yang ketat (turun), dan tercermin pertumbuhan ekonomi nasional yang turun di angka 5,01 persen.
"Konsekuensi wajar dari pertumbuhan ekonomi melambat, impor menurun. (Peningkatan) Modal asing ini indikasi positif bagi investor asing ke Indonesia," kata Bobby saat dihubungi Republika, Jumat (14/11).
Bank Indonesia melansir defisit transaksi berjalan pada triwulan III 2014 mencapai 6,836 miliar dolar AS atau 3,07 persen dari PDB. Angka itu menurun dari defisit pada triwulan II 2014 sebesar 8,689 miliar dolar AS atau 4,07 persen dari PDB dan triwulan III 2013 sebesar 8,635 miliar dolar AS atau 3,89 persen dari PDB.
Sementara transaksi modal dan finansial mencatat surplus yang cukup besar, terutama ditopang oleh meningkatnya arus masuk modal asing PMA sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian domestik. Sehingga cadangan devisa Indonesia meningkat menjadi 112 miliar dolar AS, setara 6,6 bulan impor atau 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Oleh sebab itu, dia berharap di triwulan IV defisit transaksi berjalan mengalami perbaikan. Salah satunya diharapkan melalui peningkatan ekspor ke Amerika dan Jepang.