EKBIS.CO, JAKARTA -- Usai harga BBM resmi dinaikkan oleh Presiden Joko Widodo, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel pun menyatakan masih akan mengawasi dampak kenaikan BBM. Ia mengatakan analisa dampak kenaikan BBM di berbagai daerah hingga kini masih dilakukan.
"Selama ini yang kami pantau situasi masih terkendali. Ada kenaikan yaitu dampak karena pengumuman kemarin. Tapi masih bisa belum terlampau berlebihan," kata Gobel usai menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Selasa (18/11).
Lanjutnya, ia pun meminta dinas perdagangan dan perindustrian di masing-masing daerah untuk melakukan pemantauan dampak kenaikan BBM. Gobel juga meminta agar para pedagang tidak melakukan penimbunan.
Tak hanya itu, Gobel juga mengaku telah berkoordinasi dengan kementerian perhubungan agar angkutan bahan pokok dapat bergerak lancar. "Supaya jangan terjadi ada keterlambatan dalam perdagangan antar pulau," katanya.
Lanjutnya, menurut Gobel dampak kenaikan BBM ini hanya akan berlangsung selama tiga bulan. Prediksi ini berdasarkan kondisi kenaikan BBM pada tahun-tahun sebelumnya. Meskipun begitu, ia menegaskan ketersediaan bahan pokok saat ini masih aman.
Menjelang pengumuman kenaikan BBM, sejumlah harga bahan pokok seperti cabai dilaporkan telah melonjak. Namun, menurutnya, kondisi tersebut disebabkan adanya kekeringan yang memang terjadi tiap tahun.
Meskipun sejumlah harga dilaporkan naik, ia mencatat beberapa harga kebutuhan pokok seperti daging justru menurun. Gobel menyebutkan bahan-bahan kebutuhan pokok lainnya juga mengalami peningkatan harga satu hingga dua persen.
Kondisi ini, lanjutnya, telah dibahas dengan menteri pertanian agar tak selalu terjadi tiap tahunnya. "Artinya satu idea perlu teknologi pada on farm. Untuk menjaga ketersediaan selama satu tahun. Sehingga tidak mengikuti setiap tahun hal-hal seperti ini," jelasnya.
Teknologi dalam pertanian ini disebutnya sangat diperlukan guna menjaga stabilitas harga. Ia mengatakan teknologi yang dapat memberikan manfaat bagi para petani itu harus dapat diterapkan pada tahun ini.
Selain itu, dalam kondisi seperti ini, menurutnya, pemerintah menghadapi para spekulan yang ingin mencari keuntungan. Ia pun meminta masyarakat agar tidak panik menghadapi kenaikan BBM subsidi.
"Jangan panik menghadapi kenaikan sekarang. Karena sebenarnya ini manfaatnya besar jangka panjang kan ada. Jangan lihat jangka pendek," jelas Gobel.