Selasa 18 Nov 2014 18:09 WIB

Triwulan III 2014, Utang Luar Negeri Indonesia Meningkat 2,1 Persen

Rep: C87/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Demo menolak utang luar negeri, ilustrasi
Foto: Antara
Demo menolak utang luar negeri, ilustrasi

EKBIS.CO, JAKARTA -- Utang luar negeri (ULN) Indonesia pada triwulan III 2014 tercatat sebesar 292,3 miliar dolar AS, meningkat 6,1 miliar dolar AS atau sekitar 2,1 persen dibanding triwulan II sebesar 286,2 miliar dolar AS.

Menurut Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara, peningkatan tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya kepemilikan nonresiden atas surat utang yang diterbitkan oleh sektor publik senilai 4,3 miliar dolar AS, pinjaman luar negeri sektor swasta senilai 2,3 miliar dolar AS, dan simpanan nonresiden di bank domestik sebesar 1,7 miliar dolar AS. Angka tersebut melampaui turunnya pinjaman luar negeri sektor publik sebesar 2,2 miliar dolar AS.

Posisi ULN meningkat 29,4 miliar dolar AS atau 11,2 persen dibanding dengan periode yang sama pada 2013 sebesar 262,9 miliar dolar AS. Peningkatan itu disumbang oleh kenaikan pinjaman luar negeri sektor swasta senilai 8,6 miliar dolar AS serta surat utang sektor publik sebesar 14,5 miliar dolar AS dan sektor swasta 4,9 miliar dolar AS.

"Rasio ULN terhadap produk domestik bruto (PDB) meningkat dari 34,00 persen pada triwulan II 2014 menjadi 34,68 persen pada triwulan III 2014. Sementara, debt service ratio (DSR) meningkat dari 44,29 persen pada triwulan II menjadi 46,16 persen pada triwulan III 2014," jelasnya melalui siaran pers, Selasa (18/11).

DSR yakni rasio total pembayaran pokok dan bunga ULN relatif terhadap total penerimaan transaksi berjalan.

Posisi ULN Indonesia pada triwulan III terdiri atas ULN sektor publik sebesar 132,9 miliar dolar AS atau 45,5 persen dari total ULN serta ULN sektor swasta sebesar 159,3 miliar dolar AS atau 54,5 persen dari total ULN. Posisi ULN dua sektor tersebut meningkat masing-masing 1,0 persen dan 3,1 persen dibanding dengan posisi triwulan II 2014 sebesar 131,7 miliar dolar AS dan 154,5 miliar dolar AS.

"Bank Indonesia memandang perkembangan ULN masih cukup sehat, namun perlu terus diwaspadai risikonya terhadap perekonomian," imbuhnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement