EKBIS.CO, JAKARTA - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa (25/11) menguat tipis sebesar satu poin menjadi Rp 12.152. Khususnya jika dibandingkan posisi sebelumnya Rp 12.153 per dolar AS.
"Nilai tukar rupiah bergerak mendatar dengan kecenderungan menguat terbatas dipengaruhi melemahnya mata uang yen Jepang dan beberapa mata uang di kawasan Asia terhadap dolar AS," kata Kepala Riset Woori Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, masih positifnya nilai tukar rupiah itu dikarenakan sikap pelaku pasar uang di dalam negeri yang masih merespon positif kebijakan kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI rate). Dimana kenaikan itu untuk mengantisipasi kenaikan inflasi akibat penaikan harga BBM subsidi.
"Diharapkan, sentimen positif dari dalam negeri lebih kuat pengaruhnya sehingga dapat terjaga sehingga penguatan lebih lanjut," katanya.
Sementara itu, Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan bsentimen positif datang dari pasar surat utang negara (SUN). Dimana ia memperkirakan dapat menjaga mata uang rupiah tetap berada di area positf.
Di sisi lain, lanjut dia, data Purchasing Managers Index (PMI) Amerika Serikat yang diumumkan tadi malam, baik indeks jasa maupun gabungan, menunjukkan penurunan dan direspon dengan penurunan dolar AS. Selain itu, lanjut dia, angka revisi produk domestik bruto (PDB) AS yang akan diumumkan dan diperkirakan lebih rendah dapat direspon oleh pelemahan dolar AS lebih lanjut.