EKBIS.CO, JAKARTA -- Merosotnya harga minyak mentah dunia bisa membuat pemerintah menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Pemerintah akan mengevaluasi Harga BBM bersubsidi.
Menteri ESDM, Sudirman Said mengatakan, pengamat banyak beranggapan harga BBM bersubsidi tidak usah diturunkan. ''Tapi sesuaikan dengan harga keekonomian bagus,'' kata dia di Kementerian ESDM, Jumat (28/11) siang.
Sebelumnya, pada Selasa (18/11) harga BBM bersubsidi resmi naik. Harga premium menjadi Rp 8.500 dan solar Rp 7.500. Namun di saat yang sama, harga minyak mentah dunia terjun bebas.
Acuan harga minyak dunia, Brent crude, mencatat harga minyak kali ini 72,82 dolar AS per barel jadi yang terendah dalam empat tahun terakhir. US crude juga harus turun 6,9 persen ke harga 68,59 dolar AS per barel.
Sudirman menuturkan, tentunya tidak kemudian secara ekstrim menurunkan tarif BBM bersubsidi. Alasannya, kenaikan BBM bersubsidi sudah dilakukan dengan pengorbanan besar.
Sudirman berprinsip ingin meminimalkan subsidi BBM serendah-rendahnya. Dengan begitu, subsidi bisa digeser ke sektor produktif. Selain itu, dengan disparitas harga semakin menipis penyelundupan dan penyelewangan BBM bersubsidi bisa diatasi.
Dia menilai, harga BBM bersubsidi bisa diturunkan. Pasalnya, harga BBM mengikuti harga keekonomian BBM. Sedangkan sekarang harga keekonomian BBM sedang menurun. ''Patokan kita tidak mungkin harga subsidi melewati tarif keekonomian,'' jelas dia.
Sudirman memastikan akan ada evaluasi harga BBM bersubsidi. Dia mengatakan, masyarakat harus diajak untuk memikul beban yang nyata. Alasannya, dengan diajari memikul beban sebenarnya, maka kekuatan sebenarnya akan muncul.
Sudirman menerangkan, mendorong kualitas hidup rakyat bukan berarti dengan memikul beban masyarakat. Akan tetapi, dengan membuat sarana supaya kehidupan mereka semakin mudah.
Semisal, mau bertani irigasi tersedia, ada pupuk, bibit, dan para nelayan yang melaut bisa menyimpan ikan dalam tempat penyimpanan yang telah tersedia. Hal tersebut yang membuat mereka memiliki kekuatan yang sebenarnya.
Dia melanjutkan, dengan memiliki kekuatan nyata akan menjadi lebih kompetitif, berdaya saing, dan lebih tangguh. Artinya, harga BBM bersubsidi secara perlahan harus menuju tarif keekonomiannya.