EKBIS.CO, JAKARTA -- Perusahaan ekspedisi PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) sedang membenahi aset-asetnya dalam rangka mempersiapkan untuk menjajaki lantai bursa lewat penawaran umum saham perdana (IPO) pada 2017.
"IPO masih dalam persiapan 2017 nanti, perbaikan dalam aset-aset yang sudah ada, meluruskan banyak hal karena ini awalnya perusahaan keluarga," kata Direktur Pelaksana JNE Johari Zein saat acara ramah tamah di Yogyakarta, Sabtu.
Johari menargetkan, dana tambahan yang masuk dari IPO tersebut senilai Rp 2 triliun-Rp 3 triliun yang akan dialokasikan untuk membangun pusat distribusi barang di Cikampek ataupun Karawang, Jawa Barat.
Selain itu juga, lanjut dia, untuk menambah fasilitas kantor cabang dan memperkuat infrastruktur perusahaan sebagai aksi ekspansi di bidang logistik.
Untuk mewujudkan itu, Johari mengatakan pihaknya juga sudah mulai melirik perusahaan-perusahaan untuk diakuisisi, seperti perusahaan percetakan dan pengepakan.
"Ada yang sudah mulai, kita cari perusahaan-perusahaan yang strategis," katanya.
Dia juga menargetkan akan menambah 15.000 jaringan hingga 2025 yang saat ini masih sekitar 3.500 jaringan tersebar di seluruh Indonesia. Hingga akhir 2014, Johari menargetkan pendapatan senilai Rp 1,7 triliun.
Dia menyebutkan selama empat tahun terakhir, omzet pengiriman di seluruh Tanah Air naik 40 persen secara konsisten.
"Selama 24 tahun JNE melayani, pengembangan terus dilakukan. Tentunya hal ini mendorong kami untuk meningkatkan kapasitas layanan hingga layanan distribusi ke seluruh pelosok nusantara dapat semakin lancar," katanya.
Karena itu, menurut dia, aksi korporasi merupakan pilihan tepat dalam mentransformasi perusahaan.
"Melalui aksi korporasi, para 'stakeholder' (pemangku kepentingan) JNE bisa memastikan akan adanya pengelolaan yang baik, terkontrol dan dikelola secara profesional," katanya.