EKBIS.CO, JAKARTA – Bank Indonesia mengingatkan perusahaan yang memiliki utang luar negeri (ULN) untuk lebih berhati-hati. Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo mengatakan keadaan ekonomi global saat ini masih dalam kondisi yang tidak menentu.
Ada indikasi perbaikan ekonomi Amerika yang berdampak pada menguatnya nilai mata uang Dollar. Beberapa waktu ini, nilai Dollar juga menguat terhadap mata uang negara-negara berkembang, termasuk rupiah. “Saya ingatkan supaya perusahaan yang punya ULN harus jaga supaya mengelola risiko dengan hedging, mengelola likuiditas, mengelola kesehatan perusahaan dalam arti leverage,” ujar Agus, Selasa (2/12).
Agus mengatakan Indonesia juga sedang mewaspadai kemungkinan bank sentral Amerika The Fed menaikkan suku bunga acuan. The Fed telah memberikan sinyal di tahun 2005/2016 akan menaikkan suku bunga. Bahkan di tahun 2016 akan bisa mencapai 2,8-3 persen, dari suku bunga yang sekarang 025 persen. Yang terpenting, kata dia, Idnoensia tetap menjaga fundamental ekonomi agar tetap kuat.
Pada akhir September, posisi ULN tercatat sebesar 292,3 miliar Dollar atau sekitar Rp 3200 triliun. Posisi ULN ini naik 2,1 persen atau sebesar 6,1 miliar Dollar dibandingkan posisi akhir triwulan II-2014 sebesar 286,2 miliar Dollar.
Posisi ULN Indonesia pada akhir September 2014 terdiri dari ULN sektor publik sebesar 132,9 miliar Dollar (45,5 persen dari total ULN) dan ULN sektor swasta 159,3 miliar Dollar (54,5 persen dari total ULN). Posisi ULN kedua sektor tersebut masing-masing meningkat 1,0 persen dan 3,1 persen dibandingkan dengan posisi akhir triwulan kedua sebesar 131,7 miliar Dollar dan 154,5 miliar Dollar.