Rabu 03 Dec 2014 20:22 WIB

PT KAI: Beli Kereta dari Jepang karena Lebih Jelas

Rep: C75/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Ketua Ombudsman RI Danang Girindrawardana (kedua dari kiri) didampingi Humas PT KAI Commuter Jabodetabek Eva Chairunissa (kiri) saat berbincang dengan penumpang jasa KRL di Jakarta, Rabu (19/2).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Ketua Ombudsman RI Danang Girindrawardana (kedua dari kiri) didampingi Humas PT KAI Commuter Jabodetabek Eva Chairunissa (kiri) saat berbincang dengan penumpang jasa KRL di Jakarta, Rabu (19/2).

EKBIS.CO, JAKARTA- Kepala Humas PT Kereta Api Indonesia, Makmur Syaheran mengaku pihaknya membeli kereta (bekas) dari Jepang untuk KRL Commuter Jabodetabek dikarenakan lebih visible dari segala aspek. Selain itu, (harga tiket) bisa dibiayai proposional oleh penumpang.

"Visible dari segala aspek dan itu bisa dibiayai proposional oleh penumpang. (Selain itu) Visible untuk kondisi kita," ujarnya kepada Republika saat dihubungi via telepon, Rabu (3/12).

Menurutnya, pertimbangan pihaknya membeli kereta dari Jepang untuk KCJ karena harga satu gerbong sebesar Rp 1 Miliar. Sementara, satu gerbong baru bisa mencapai harga Rp 12 miliar.

Selain itu, faktor keselamatan yang masih terjamin menjadi alasan lain, pihaknya memilih membeli kereta dari Jepang. Serta pertimbangan,  kemampuan daya beli masyarakat. "Saya beli baru, tapi tiketnya 50 ribu. Problem-nya apakah penumpang mampu," ungkapnya.

Makmur mengatakan kereta-kereta yang dibeli pun sudah lolos uji kereta api dari pihak dirjen perkeretapian.

Ia menuturkan, pihaknya tidak membeli kereta dari PT Inka karena beberapa pertimbangan seperti harga tiket. "Kalau saya beli dari INKA, (harga tiket) 50 ribu itu bisa ditanggung penumpang gak," katanya.

Menurutnya, tiap tahun pihaknya harus membeli 150 gerbong kereta untuk memenuhi target di tahun 2019 dimana bisa mengangkut penumpang sebanyak 1,2 juta penumpang. "Saat ini dengan total 800 gerbong kereta yang ada, kita bisa mengangkut 700 ribu penumpang perhari," katanya.

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement