EKBIS.CO, BANDUNG -- PT Bank Pembangunan Jawa Barat dan Banten Tbk (BJB) berencana melakukan right issue pada 2016. Hal ini dilakukan untuk menyeimbangkan permodalan perseroan di tahun-tahun mendatang.
Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko BJB Zainal Aripin mengatakan, saat ini jumlah saham dilepas perseroan baru sekitar 25 persen. "Yang dibolehkan sampai 40 persen. Kita prediksi akan bisa dilakukan pada 2016," ujar Zainal kepada wartawan, baru-baru ini.
Untuk kebutuhan modal 2015, BJB akan menerbitkan obligasi senilai Rp 5,5 triliun. Obligasi ini rencananya akan diterbitkan dalam dua tahap. Obligasi yang diterbitkan juga untuk melanjutkan kembali obligasi yang jatuh tempo pada 2015.
Zainal mengatakan, peningkatan modal juga dilakukan dalam rangka menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN. Tanpa peningkatan modal, dikhawatirkan perbankan, terutama bank pembangunan daerah (BPD), tidak mampu bersaing dengan perbankan asing pada pasar bebas ASEAN.
Berdasarkan laporan keuangan kuartal III 2014, rasio kecukupan modal (CAR) BJB tercatat sebesar 16,2 persen. Rasio ini turun dibandingkan kuartal III 2013 yang sebesar 16,4 persen. "Ke depan, kami juga akan melihat CAR masih kuat atau tidak, baru right issue dijalankan," ujar Zainal.
Selain untuk menghadapi MEA, penguatan permodalan juga dilakukan untuk meningkatkan performa bisnis di 2015. Ahmad Irfan, Direktur BJB mengatakan, perseroan akan fokus pada transformasi bisnis agar pertumbuhannya lebih berkualitas. BJB juga akan menangkap potensi penerapan pengalihan subsidi bahan bakar minyak (BBM).
"Kita bukan ahli di konsumer saja, tapi juga infrastruktur yang ditangani oleh APBD," kata Irfan. Peluang ini sangat baik untuk pertumbuhan BJB ke depan.