Jumat 12 Dec 2014 22:33 WIB

Cerita Penyelamatan Harimau Sumatra Pukau Delegasi COP 20

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
konservasi  alam liar  Tambling  Wildlife  Nature Conservation (TWNC) di Lampung Barat
Foto: TWNC
konservasi alam liar Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC) di Lampung Barat

EKBIS.CO,  LIMA -- Cerita konservasi  alam liar  Tambling  Wildlife  Nature Conservation (TWNC) di Lampung Barat memukau delegasi yang memenuhi ruangan Paviliun Indonesia di Conference of Parties (COP) 20 di Lima, Peru. Cerita itu adalah mengenai tentang upaya penyelamatan Harimau Sumatera (Panthera Tigris) yang nyaris punah yang dilakukan TWNC.

"Pusat rehabilitasi Harimau Sumatera di TWNC bertujuan untuk menyiapkan harimauuntuk  dilepas  kembali  ke  habitatnya.  Keberhasilan  TWNC  dalam  rehabilitasi  harimaumendapat apresiasi dari lembaga internasional,” kata staf konservasi di TWNC, Maria Edna, pada acara tersebut.

Acara COP 20 di kota Lima, Peru, berlangsung sejak 1 Desember dan akan berakhir 12 Desember 2014.  Setiap hari tak kurang dari tiga sampai empat sesi diskusi digelar di Paviliun Indonesia, dengan tema terkait dengan pertemuan puncak Perubahan Iklim. 

Pihak swasta Indonesia mendapatkan kesempatan presentasi  kegiatan korporasi  maupun yayasan yangterkait dengan konservasi alam dan pembangunan berkelanjutan. 

Artha  Graha  Peduli  yang  didirikan  oleh  pengusaha  nasional  Tomy  Winata mempresentasikan  upaya  penyelamatan  Harimau  Sumatera  yang  dilakukan  Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC). Menurut  Maria  Edna,  kegiatan  konservasi  Harimau  Sumatera  dilakukan  ataskesadaran untuk melestarikan rantai kehidupan di kawasan TWNC.  

Saat ini diperkirakan ada 300-400 ekor Harimau di Pulau Sumatera.  Di area TWNC, tahun 2012-2013 diidentifikasi ada24 ekor Harimau Sumatera.  Keberhasilan TWNC dalam merehabilitasi Harimau Sumatera mendapatkan apresiasi dari sejumlah lembaga internasional termasuk Panthera, organisasi internasional yang pedulikonservasi Harimau.  

Alan Rabinowitz, ahli harimau yang melakukan penelitian selama dua pekan di area TWNC  akhirnya  mengakui  bahwa  penyelamatan  Harimau  yang  dilakukan  yayasan  yangdidirikan pengusaha Tomy Winata itu berhasil menambah populasi Harimau secara alami. Kisah penelitian Alan sudah didomentasikan dalam film documenter berjudul “Tiger Island”yang ditayangkan oleh BBC.

Maria Edna mengatakan kegiatan konservasi Harimau Sumatera dan sejumlah satwa yang rawan punah ini dilakukan sejak 1996. Saat ini, TWNC tengah merehabilitasi sembilan ekor harimau. Mereka berasal dari sejumlah lokasi di kepulauan Sumatera, termasuk dari Jambi, Bengkulu dan Aceh. 

Dalam sesi yang sama, peran swasta dalam pembangunan  berkelanjutan juga mengundang PT  Pasifik Agro  Sentosa,  perusahaan perkebunan sawit yang berlokasi  di Kalimantan Barat.“Banyak yang mengatakan, apa yang kami lakukan adalah sebuah pengorbanan. Bagi kami, ini  menunjukkan  komitmen untuk mengimplementasikan kegiatan  yang  selaras dengan pembangunan berkelanjutan.” kata Kent Dixon,  wakil dari PT Pasifik Agro Sentosa, saat memulai presentasinya di depan sejumlah delegasi COP 20.  

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement