EKBIS.CO, JAKARTA -- Penciptaan lapangan kerja menjadi hal penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. Penciptaan ini salah satunya didukung oleh pengembangan kewirausahaan.
Penciptaan lapangan kerja didorong oleh banyaknya wirausahawan yang berbobot, yang memulai dan mengembangkan usaha-usaha baru mereka.
"Jadi bukan oleh perusahaan besar ataupun wirausaha yang berjalan sendiri seperti tukang bakso. Tanpa mengecilkan potensi mereka, penciptaan lapangan kerja secara cepat dapat dilakukan oleh perusahaan yang berkembang, yakni wirausahawan," ujar Kristianto Santosa selaku Direktur Eksekutif Business Innovation Center (BIC), beberapa waktu lalu di Jakarta.
Ia memaparkan, saat ini jumlah wirausahawan di Indonesia ada sekitar 500 ribu orang. Dengan keragaman budaya dan melimpahnya usia produktif di Indonesia (bonus demografi), seharusnya jumlah wirausahawan dapat meningkat hingga 5 juta orang.
Untuk itu BIC menyambut baik kerjasama Wadhawani Foundation dengan meluncurkan National Entrepeneurship Network-Indonesia (NEN-Indonesia). Kerjasama ini akan menyiapkan suatu strategi yang sistematik dan terstruktur untuk membangun ekosistem kewirausahaan di Indonesia.
"Misi kita adalah job creation, penciptaan satu model untuk penciptaan lapangan kerja," kata dia.
Kristanto mengatakan, selama ini banyak model pendampingan wirausaha yang dilakukan. Namun hanya sedikit yang menargetkan perubahan pola pikir mahasiswa dari pencari kerja menjadi pencipta lapangan kerja.
"Jadi kita pikir bagaimana caranya wirausahawan bisa ciptakan lapangan kerja secara massal. Di India (Wadhwani Foundation) mereka terbukti berhasil menciptakan jutaan lapangan kerja," ujarnya.
Sementara Sunita Singh, salah seorang pendiri NEN sekaligus Vice President Wadhwani Foundation, mengatakan NEN memiliki kekayaan pengalaman dalam melahirkan dan membina wirausahawan baru pencipta lapangan kerja.
"Kami berharap bahwa melalui pengalaman dan teknologi pengembangan kewirausahawan Wadhwani Foundation, Indonesia akan menciptakan dan mengembangkan wirausahawan baru di berbagai penjuru negeri, dan selanjutnya dapar mendukung berbagai potensi inovasi dan kewirausahaan Indonesia," ujarnya.
Meski di India telah terbukti berhasil, Sunita mengatakan program yang akan ia bawa tidak akan sepenuhnya diterapkan. Melainkan disesuaikan dengan kondisi yang ada di Indonesia.
"Ini tidak sesuatu yang copy and paste, oleh karena itu kolaborasi ini adalah bertukar pengalaman, pengetahuan. Kita berharap kita bisa saling belajar dan terus memperkaya ilmu," kata dia.
Sebagai tahapan pertama, BIC dan NEN telah menggelar seminar dengan mengundang sekitar 15 pembina wirausaha dari sejumlah universitas di Indonesia.
"Nantinya kita akan lebih meningkatkan skill mereka sehingga dapat menciptakan banyak lapangan kerja," ujarnya.