EKBIS.CO, JAKARTA -- Negara bagain penghasil minyak mentah di AS, yang membantu pemulihan ekonomi AS keluar dari resesi, menunjukkan tanda-tanda awal dari perlambatan di tengah penurunan harga minyak mentah.
Setidaknya, selusin perusahaan energi di AS telah memangkas rencana pengeluaran untuk tahun 2015 sebagai dampak dari penurunan lebih dari 40% harga minyak mentah sejak Juni tahun ini.
Penghitungan resmi oleh Reuters, sesuai rencana pengeboran yang dikeluarkan pemerintah AS, menunjukkan bahwa setidaknya tujuh perusahaan mengusulkan untuk mengurangi jumlah rig yang beroperasi, sebanyak lebih dari 50 sumur minyak di tahun 2015. Setiap rig diperkirakan mempekerjakan 50-60 pekerja .
Bud Weinstein, seorang ekonom energi di Southern Methodist University di Dallas, mengatakan penurunan produksi akan mempengaruhi industri terkait seperti transportasi, semen, industri logam, dan pemasok pangan di negara-negara yang bergantung pada pekerjaan dan pendapatan produksi minyak.
"Dibutuhkan hingga 2.000 truk untuk membangun satu sumur baru," Weinstein mengatakan kepada Reuters.
Analis Wells Fargo Securities Roy Eappen memperingatkan dalam sebuah laporan baru-baru ini, bahwa negara-negara seperti Texas, North Dakota, Alaska, Oklahoma dan New Mexico semua cenderung merasa "strain" pada tahun 2015.
Di Houston, Texas, di mana banyak pekerja perminyak di putus masa kerjanya, pengembang properti mengharapkan penurunan hingga 12% dalam penjualan rumah tahun depan.
Sedangkan di Alaska, tahun fiskal 2015 mengukur bahwa pendapatan anggaran harus diturunkan dengan hampir 2 miliar dolar AS, menurut Fitch Ratings, karena penurunan tajam harga minyak mentah.