Selasa 16 Dec 2014 14:24 WIB

Rupiah Anjlok, Demokrat Desak Jokowi Evaluasi Tim Ekonominya

Rep: C08/ Red: Bayu Hermawan
Petugas menunjukan mata uang Dolar AS di pooling cash Bank Mandiri, Jakarta, Jumat (22/8).(Prayogi/Republika)
Foto: Republika/Prayogi
Petugas menunjukan mata uang Dolar AS di pooling cash Bank Mandiri, Jakarta, Jumat (22/8).(Prayogi/Republika)

EKBIS.CO, Jakarta -- Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Marwan Cik Asa meminta kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memberikan penjelasan kepada publik, mengenai penyebab melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dalam beberapa waktu terakhir.

Politikus Partai Demokrat itu mengatakan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus melemah. Saat ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di Rp12.900 per dolar, dan merupakan yang terendah sejak tahun 1998.

"Kita harapkan menteri terkait dapat menjelaskan kepada masyarakat penyebab melemahnya rupiah, juga memaparkan secara jelas dan kongkrit program - program ekonomi termasuk pengendalian moneter bersama BI," kata Marwan, Selasa (16/12).

Ia melanjutkan melemahnya rupiah hingga titik terendah pada era reformasi ini selain karena penguatan mata uang dolar AS secara global sebagai akibat membaiknya ekonomi USA dan rencana kenaikan suku bunga sebagai mana hasil rapat The Federal Market Open Comitte (FMOC).

Selain itu penurunan nilai rupiah secara nasional menjelang akhir tahun, juga yang paling utama disebabkan ketidakyakinan investor atau publik pada program ekonomi kabinet Presiden Jokowi.

"Misalnya dalam hal menaikan harga BBM disaat harga minyak bumi turun," katanya.

Ia juga mengkritik alasan dari Menko Perekonomian Syofyan Djalil yang menyatakan bahwa melemahnya rupiah saat ini sebagai akibat residual kebijakan ekonomi masa lalu. Sebaiknya kata dia pemerintahan sekarang harus punya kebijakan untuk meredam pelemahan rupiah.

"Ini malah menyalahkan orang lain dan itu bukan sifat negarawan. Presiden Jokowi sebaiknya segera mengevaluasi kemampuan tim ekonomi. Jangan sampai akibat ketidakpercayaan publik pada tim ekonomi mengakibat pencapaian 10 tahun kemajuan ekonomi di era presiden SBY gagal di lanjutkan oleh Presiden Jokowi," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement