Ahad 04 Jan 2015 14:18 WIB

Jumlah Petani Menciut, Kementan 'Ganti' Dengan Mesin

Rep: C78/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Seorang petani mencari hama ulat grandong di daun bawang merah di Desa Limbangan Wetan, Brebes, Jateng, Selasa (9/12).
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Seorang petani mencari hama ulat grandong di daun bawang merah di Desa Limbangan Wetan, Brebes, Jateng, Selasa (9/12).

EKBIS.CO, JAKARTA—Upaya pemerintah capai swasembada pangan menghadapi sejumlah tantangan salah satunya pengikisan jumlah petani. Berdasarkan data Kementerian Pertanian (Kementan) rumah tangga petani dalam 10 tahun terakhir menurun dari 31 juta menjadi 26 juta.

Tak heran pemerintah pun putar otak dengan melakukan mekanisasi alat-alat mesin pertanian. Artinya, tenaga petani yang jumlah makin sedikit bisa efisien dengan penggunaan mesin.

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Dirjen PSP) Kementan Sumarjo Gatot Irianto menyebut, alokasi anggaran APBN-P didominasi untuk pengadaan alat pertanian. Rinciannya yakni untuk pengadaan traktor sebanyak itu 9 ribu unit se-Indonesia di mana satu unit senilai Rp 25 juta.

Selain itu juga untuk mendanai 8 ribu pompa air dan alat menanam padi atau transplanter sebanyak 200 unit. Pengadaan alat-alat tersebut, lanjut dia, agar proses produksi lebih cepat.

Kemudian, penyediaan alat pertanian akan membuat biaya lebih murah. Ia juga optimis, dengan ketersediaan alat pertanian akan menarik minat kaum muda agar mau turun ke sawah karena didukung teknologi. Dengan begitu, indeks pertanaman, pendapatan dan daya saing akan meningkat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement