EKBIS.CO, JAKARTA—Upaya pemerintah capai swasembada pangan menghadapi sejumlah tantangan salah satunya pengikisan jumlah petani. Berdasarkan data Kementerian Pertanian (Kementan) rumah tangga petani dalam 10 tahun terakhir menurun dari 31 juta menjadi 26 juta
Pengamat Pertanian sekaligus Direktur Komersial dan Bisnis Bank Mandiri Sunarso punya jawaban kenapa jumlah petani semakin sedikit. “Penyebabnya satu, yakni struktur kepemilikan lahan kita sudah tidak mencapai bahkan jauh dari skala ekonomi minimal,” kata dia kepada ROL akhir pekan lalu.
Misalnya, lanjut dia, petani A memiliki tanah 2.500 hektar. Jika KB nya sukses, ia memiliki dua anak yang ditanggung penghidupannya dari hasil sawah yang dimilikinya. Seiring waktu, lahan tersebut hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan, tidak untuk menyekolahkan anak-anaknya sampai perguruan tinggi.
Makanya kemudian sang anak memilih tak menjadi petani, tapi bekerja di sektor lain. Entah menjadi buruh, pedagang atau pegawai bank.
Kesimpulannya, pengikisan profesi petani merupakan rasionalisasi secara natural di sektor pertanian karena lahan tidak memenuhi kebutuhan. Perpindahan dari profesi petani itu mengarah pada pencarian cash flow. Proses tersebut terjadi terus-menerus terutama di Jawa.