EKBIS.CO, JAKARTA—Di tengah gencar-gencarnya pemerintah yang ingin membangun infrastruktur, Indonesia harus mengarahkan investasinya ke direct investment. Sebab pengontrolannya akan lebih mudah serta hasil pembangunannya tampak.
Caranya, pemerintah harus memberikan kepastian hukum dengan melakukan singkronisasi peraturan yang satu dengan peraturan yang lain. “Yang terpenting, harus ada kemudahan dalam perizinannya,” kata Direktur Komersial dan Bisnis Bank Mandiri Sunarso akhir pekan lalu.
Agar ke depan, Indonesia bisa seperti Cina yang memiliki investasi langsung sebesar 70 persen sedangkan sisanya portofolio.
Digambarkannya, investasi portofolio seperti segerombolan burung merpati yang dianalogikan seperti likuiditas. Mereka melayang-layang di udara lalu begitu di bawah ada jagung yang dijemur, ia turun dan melahapnya.
Jagung merupakan ilustrasi dari return dan margin. “Tapi begitu ada resiko, nenek sihir datang mengusir bawa sapu, dari jauh saja para burung sudah kabur,” ujarnya.
Situasi tersebut hanya sesaat, ketika resiko hilang, mereka akan kembali datang. Hal tersebutlah yang menjadikannya sulit dikontrol, tidak seperti jenis investasi langsung.