EKBIS.CO, PADANG--Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Barat (Sumbar) mengungkapkan, masih lemahnya harga komoditas karet dan CPO di pasar global, membuat ekspor di Sumbar terpuruk di penghujung tahun 2014.
BPS Sumbar mencatat, nilai ekspor dari Sumbar per Desember 2014 turun 37,60 persen atau hanya senilai 144,2 juta dolar Amerika Serikat (AS) dari bulan sebelumnya sebesar 231,1 juta dolar AS.
“Secara volume masih tumbuh, tetapi karena harganya turun dan rupiah juga melemah membuat nilai ekspor Sumbar jadi turun,” kata Kepala BPS Sumbar Yomin Tofri, Selasa (3/2).
Ia mengatakan, bahkan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, ekspor Sumbar juga masih mengalami penurunan 26,65 persen dari 196,6 juta dolar AS.
Menurutnya, mustahil mendongkrak nilai ekspor di tengah masih lemahnya harga komoditas CPO dan karet di pasar global. Sebab, lanjutnya, ekspor di Sumbar sangat bergantung kepada dua komoditas tersebut. Karena dua komoditas tersebut, menyumbang hampir 90 persen terhadap total ekspor daerah Sumbar.
CPO atau golongan lemak dan minyak hewan/nabati menyumbang hingga 68,36 persen terhadap total ekspor Sumbar. Komoditas ini mengalami penurunan 20,64 persen pada Desember 2014 atau dari bulan sebelumnya senilai 186,9 juta dolar AS menjadi 92,1 juta dolar AS.
Sedangkan untuk karet dan barang dari karet, menyumbang hingga 19,36 persen terhadap ekspor daerah tersebut. Komoditas ini mengalami penurunan paling tinggi dengan prosentase 31,40 persen atau dari 52,4 juta dolar AS menjadi 35,9 juta dolar AS.
Berdasarkan data dari BPS Sumbar, ekspor asal Sumbar yang hanya dikuasai sektor nonmigas hanya berupa komoditi kopi, teh, rempah-rempah, buah-buahan, minuman, bahan bakar mineral, berbagai produk kimia, bahan-bahan nabati, dan sisa industri makanan.
BPS mengungkapkan sepanjang periode Januari sampai Desember 2014, total ekspor Sumbar hanya 2,17 miliar dolar AS atau turun 1,43 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 2,20 miliar dolar AS.
Yomin menjelaskan, ekspor tersebut, berdasarkan perhitungan dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai melalui pintu Pelabuhan Teluk Bayur dan Bandara Internasional Minangkabau (BIM).
“Ada juga ekspor komoditas asal Sumbar yang melewati (pelabuhan) Belawan dan Dumai. Tetapi itu tidak dihitung sebagai nilai ekspor Sumbar,” ujarnya.
Selain mencatatkan turunnya nilai ekspor di Sumbar, nilai impor Sumbar sepanjang tahun 2014 juga turun 0,04 persen atau dari 1,035 miliar dolar AS menjadi 1,034 miliar dolar AS. Sedangkan per Desember 2014 juga turun dengan prosentase 51,37 persen atau dari sebelumnya 85,7 juta dolar AS menjadi 41,7 juta dolar AS.