EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) mencatat perlambatan pertumbuhan penjualan eceran berdasaran hasil Survei Penjualan Eceran pada Desember 2014. Perlambatan tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Desember 2014 sebesar 178,0 atau tumbuh 4,3 persen (yoy), lebih rendah dari 11,4 persen (yoy) pada November 2014.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengatakan, perlambatan pertumbuhan penjualan eceran terjadi pada mayoritas kelompok barang di mayoritas kota yang disurvei, dengan perlambatan terbesar di Manado.
“Perlambatan terbesar terjadi pada kelompok suku cadang dan aksesori yang mengalami kontraksi sebesar -2,7 persen (yoy), lebih rendah dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 15,3 persen (yoy),” jelasnya dalam siaran pers, awal pekan lalu.
Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan tahunan penjualan eceran meningkat pada Januari 2015. Hal itu tercermin dari perkiraan IPR Januari 2015 yang tumbuh sebesar 12,5 persen (yoy), lebih tinggi dari 4,3 persen (yoy) pada bulan sebelumnya. Pertumbuhan terbesar diperkirakan terjadi pada kelompok peralatan informasi dan komunikasi sebesar 36,0 persen (yoy), lebih tinggi dari 28,0 persen (yoy) pada bulan sebelumnya.
Survei tersebut juga mengindikasikan bahwa ekspektasi terhadap tekanan harga mulai menurun. Indikasi ini terlihat dari Indeks Ekspektasi Harga (IEH) pada Maret 2015 tercatat sebesar 141,7 atau menurun 22,1 poin dibandingkan IEH bulan sebelumnya sebesar 163,8 poin. “Menurunnya ekspektasi tekanan harga tersebut diperkirakan didorong oleh meredanya kekhawatiran responden terhadap dampak kenaikan harga BBM bersubsidi pada November 2014 yang lalu,” imbuhnya.