Ahad 15 Feb 2015 15:00 WIB

Stok Beras Petani Menipis, Harga Terus Melonjak

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Dwi Murdaningsih
 Pekerja mengangkut beras di Pasar Induk Beras, Jakarta, Kamis (25/9).(Republika/ Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Pekerja mengangkut beras di Pasar Induk Beras, Jakarta, Kamis (25/9).(Republika/ Yasin Habibi)

EKBIS.CO,  PURWOKERTO -- Harga beras di pasar tradisional Kabupaten Banyumas terus mengalami kenaikan. Dari pantauan di pasar-pasar tradisional, harga beras jenis medium seperti IR 64, kini sudah mencapai kisaran Rp 10.000 hingga Rp 10.500 per kg. ''Stok beras memang sudah menipis. Kita sudah mulai kesulitan mencari beras untuk dijual,'' kata Bambang (51), seorang pedagang di Pasar Ajibarang, Ahad (15/2).

Sulitnya mencari beras juga diungkapkan para pemilik penggilingan yang juga menjadi pedagang beras. Karso (48), seorang pemilik penggilingan beras di Desa Pegalongan Kecamatan Patikraja, menyatakan sudah sejak sebulan silam dia sudah tidak lagi bisa mendapatkan beras dari petani.

"Kebanyakan petani sudah tidak lagi menyimpan beras atau gabah. Kalau pun masih ada yang menyimpan, kebanyakan tinggal tersisa sedikit dan digunakan kebutuhan makan keluarganya,'' katanya. Karena itu, dia menyebutkan, harga beras saat ini terus mengalami kenaikan. Karso mengakui, di beberapa daerah wilayah eks Karesidenan Banyumas memang sudah ada sawah yang panen. Namun jumlah sawah yang panen tersebut masih sangat sedikit, sehingga harga gabah juga masih bertengger sangat tinggi.

"Sekarang harga gabah di sawah yang berarti masih berupa gabah basah saja, harganya bisa mencapai Rp 500 ribu per kwintal atau Rp 5.000 per kg. Padahal HET (Harga Eceran Tertinggi) pemerintah Gabah Kering Giling (GKG), hanya Rp 4.200 per kg. Jadi naiknya memang sudah sangat tinggi," jelasnya. 

Hal serupa juga dikemukakan Manajer Bulogmart, Priyono. Dia mengaku, sejak dua pekan lalu berkeliling wilayah eks karsidenan Banyumas untuk mencari beras premium jenis IR 64 Super untuk kebutuhan penjualan di Bulogmart. "Namun dari dua minggu keliling dari satu penggilingan ke penggilingan lain, kami hanya bisa mendapatkan beras sebanyak 50 kg. Kebanyakan penggilingan, sudah tidak lagi memiliki simpanan beras," jelasnya.

Dia mengakui, di pasar tradisional memang masih ada pedagang yang menjual beras yang setara dengan beras premium yang dijual Bulogmart. Tapi dia tidak mungkin kulakan ke pedagang pasar, karena harganya sudah tinggi. "Bulogmart menjual beras premium dengan harga Rp 9.500-Rp 10.000 per kg. Kalau kita beli di pasar ya tidak mungkin. Bisa tombok kita," ujarnya.

Untuk itu, kata Priyono, Bulogmart saat ini hanya menjual produk minyak goreng dan gula pasir. Minyak gureng dijual seharga Rp 11.200 per liter, sedangkan gula pasir dijual seharga Rp 9.000 per kg. "Bulog memang gudangnya beras. Tapi stok beras Bulog sendiri saat ini makin menyusut. Untuk menjaga stok agar program raskin tidak terganggu, kita tidak mungkin mengambil stok yang ada digudang Bulog," jelasnya.

 

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement