EKBIS.CO, JAKARTA -- Kinerja ekspor Indonesia pada Januari 2015 mengalami penurunan. Penurunan ekspor juga dibarengi dengan penurunan impor sehingga neraca perdagangan pada awal tahun ini surplus 710 juta dolar AS.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin melaporkan, ekspor Indonesia per Januari 2015 tercatat sebesar 13,3 miliar dolar AS atau mengalami penurunan 9,03 persen jika dibandingkan Desember 2014. Jika dibandingkan dengan Januari 2014, penurunannya sebesar Rp 8,09 persen.
Menurut Suryamin, tren penurunan ekspor ini bukan hal mengejutkan. "Sejak 2008, tren ekspor dari Desember ke Januari memang sering turun," kata Suryamin dalam paparannya di kantor BPS, Senin (16/2).
Suryamin menjelaskan penurunan ekspor terjadi pada kedua sektor yakni sektor nonmigas dan migas. Ekspor nonmigas turun 8,51 persen menjadi 11,22 miliar dolar AS terhadap posisi Desember 2014. Penurunan ekspor nonmigas terbesar terjadi pada lemak dan minyak hewan/nabati sebesar 162,2 juta atau menurun 9,55 persen.
Sedangkan ekspor migas turun 11,75 persen menjadi 2,8 miliar dolar AS. Pada posisi Desember 2014, ekspor migas tercatat mencapai 2,35 miliar dolar AS.
"Penurunan ekspor migas disebabkan menurunnya eskpor minyak mentah hampir 31,67 persen yang dipengaruhi karena menurunnya harga minyak dunia. Apalagi harga ICP (Indonesia Crude Price) di pasar dunia turun menjadi 45 dolar AS per barel dari posisi Desember yang senilai 59 dolar AS per barel," ujar Suryamin.
Lesunya kinerja eskpor berbanding lurus dengan kinerja impor. Nilai impor pada Januari 2015 tercatat sebesar Rp 12,59 dolar AS atau turun 12,77 persen dibanding Desember 2014. Kalau dikomparasikan dengan Januari 2014, nilainya turun 15,59 persen.
Suryamin merinci impor nonmigas sebesar 10,48 miliar dolar AS turun 5,15 persen dibanding Desember 2014. Sementara impor migas mencapai 2,11 miliar dolar AS atau turun 37,59 persen dibanding posisi Desember 2014.
"Nilai impor migas pada Januari 2015 ini merupakan yang terendah sejak 13 bulan terakhir. Tertingginya itu pada Juli 2014 senilai 4,1 miliar dolar AS," ucap dia.