EKBIS.CO, JAKARTA -- Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menilai tren pelemahan nilai tukar rupiah dalam sepekan terakhir masih relatif wajar seiring dengan perekonomian global yang masih dinamis.
"Itu (pelemahan rupiah) masih dalam kondisi volatilitas yang wajar. Ini kan karena dinamikan kondisi dunia, tapi fundamental ekonomi Indonesia sudah cukup baik," ujar Agus saat ditemui di Kompleks Perkantoran BI, Jakarta, Jumat (20/2).
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat pagi, bergerak melemah sebesar empat poin menjadi Rp12.836 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp12.832 per dolar AS.
Bank Indonesia memandang, pemulihan perekonomian global diperkirakan masih berlangsung meskipun berjalan tidak merata. Ekonomi AS diperkirakan akan tumbuh lebih tinggi dari perkiraan semula.
Sementara itu, lanjut Agus, ekonomi Jepang dan Cina diperkirakan tumbuh lebih rendah dari perkiraan sebelumnya. Pemulihan ekonomi Eropa diperkirakan masih berjalan lambat seiring dengan tingkat keyakinan konsumen yang menurun dan ancaman deflasi.
Kondisi tersebut telah mendorong Bank Sentral Eropa (ECB) melakukan stimulus perekonomian melalui kebijakan Expanded Asset Purchase Program (EAPP).
Menurut Agus, rencana kebijakan stimulus moneter ECB diperkirakan akan mendorong arus modal portofolio asing ke "emerging market" termasuk Indonesia, meskipun berpotensi menimbulkan ketidakpastian dan volatilitas di pasar keuangan global.
"Kita harus tetap waspada terhadap perkembangan ekonomi global, masih ada 'risk on risk off'. Dolar diperkirakan akan menguat dan mata uang di emerging market termasuk Indonesia akan melemah, tapi secara domestik ekonomi kita tetap baik," kata Agus.