EKBIS.CO, SURABAYA -- Guna mendatangkan delapan unit alat bongkar muat jenis Fixed Crane sejak awal Februari 2015, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III (Persero) mengeluarkan investasi senilai Rp105 miliar.
"Seluruh alat itu dialokasikan di tiga lokasi pelabuhan di lingkungan kerja kami. Sebanyak empat unit akan ditempatkan di Pelabuhan Gresik, dua unit di Pelabuhan Batulicin, dan dua unit di Pelabuhan Lembar," kata Kepala Humas Pelindo III, Edi Priyanto, di Surabaya, Ahad (22/2).
Kini, ungkap dia, telah dilakukan pemasangan dan pengujian sebelum alat itu dioperasikan. Keberadaan new fixed crane tersebut memang multifungsi. Misalnya, bisa digunakan untuk bongkar muat peti kemas, bongkar muat kayu log, dan bongkar muat curah kering.
"Apalagi telah dilengkapi dengan alat pelengkap berupa spreader 20 feet dan 40 feet, grab untuk kayu log, grab untuk curah kering, serta pengadaan boom park," ujarnya.
Ia menjelaskan, pengadaan alat bongkar muat jenis fixed crane dilakukan untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas bongkar muat pada tiga pelabuhan tersebut. Selain itu, arus barang menunjukan peningkatan yang signifikan.
"Contoh di Pelabuhan Lembar penyediaan dua unit fixed crane bertujuan meningkatkan kinerja bongkar muat dan mengantisipasi penambahan arus peti kemas," katanya.
Mengenai realisasi arus peti kemas, ia menambahkan, untuk yang melalui Pelabuhan Lembar pada tahun 2012 tercatat 15.188 TEUs.
Lalu pada 2013 menjadi 20.389 TEUs dan kembali meningkat hingga 32 persen pada tahun 2014 yang tercatat 27.080 TEUs.
"Lalu dua unit fixed crane di Pelabuhan Batulicin juga menunjang arus peti kemas di pelabuhan tersebut. Pelabuhan yang merupakan kawasan dari Pelabuhan Kotabaru itu juga mencatat pertumbuhan arus peti kemas," katanya.
Pada 2013, sebut dia, arus peti kemas tercatat sebanyak 9.839 TEUs dan pada 2014 meningkat menjadi 9.892 TEUs. Kemudian empat unit fixed crane lainnya ditempatkan di Pelabuhan Gresik.
"Penyediaan alat bongkar muat di Pelabuhan Gresik juga merupakan upaya korporasi dalam meningkatkan kinerja bongkar muat pada pelabuhan yang menjadi limpahan dari Pelabuhan Tanjung Perak," katanya.
Ia melanjutkan, arus barang pada tahun 2013 sebanyak 4.447.068 ton dan meningkat menjadi 6.557.151 ton pada tahun 2014. Hal itu terlihat pula dengan adanya lonjakan kegiatan bongkar muat curah kering di mana tercatat 80.430 ton tahun 2013 dan meningkat menjadi 97.490 ton pada tahun 2014.
"Peningkatan bongkar muat di Pelabuhan Gresik tersebut meliputi kegiatan bongkar muat CPO, batu kapur, batu bara, curah cair dan barang proyek. Sementara, kegiatan bongkar muat jenis kayu log pada tahun 2013 hanya tercatat 157.962 ton dan tahun 2014 meningkat menjadi 339.303 ton," katanya.