EKBIS.CO, JAKARTA — Koordinator Komisi Komunikasi dan Edukasi BPKN David ML Tobing menyatakan, peristiwa delay besar-besaran yang dialami Lion Air diakibatkan padatnya jumlah rute penerbangan yang dimiliki maskapai Rusdi Kirana tersebut. Dia menyarankan agar rute Lion Air saat ini jumlahnya dikurangi.
Menurut David, istilah padatnya rute disebut dengan cross delay. Dengan padatnya rute penerbangan, kata dia, hal itu menyebabkan tak ada jeda bagi pesawat sehingga ujungnya delay dapat terjadi. ”Ini karena tak seimbangnya rute dengan jumlah peswat yang ada,” katanya, Senin (23/2).
David menambahkan, kurang tepat kalau Menteri Perhubungan Ignasius Jonan akan memberikan sanksi tidak memberikan izin sementara permohonan rute baru Lion Air. "Malah seharusnya rute yang ada sekarang dikurangi,” ungkap mantan pengacara spesialis gugatan hak konsumen tersebut.
Seperti diketahui keterlambatan dan pembatalan penerbangan Lion Air terjadi sejak Rabu (18/2) hingga Jumat (21/2). Penyebab dari keterlambatan dan pembatalan tersebut adalah rusaknya tujuh pesawat Lion Air. Selain itu 10 pesawat tambahan yang dimiliki maskapai berlogo singa tersebut tidak dapat diterbangkan karena sedang dalam proses maintenance.
Direktur Airport Service Lion Air Daniel Putut menjelaskan bahwa sebanyak 567 penerbangan terdampak delay selama tiga hari tersebut dan jumlah total konsumen yang dirugikan sekitar 155 ribu orang. Saat ini, katanya, maskapai tersebut memiliki jumlah total 101 armada pesawat dengan jumlah penerbangan per hari mencapai sekitar 600 penerbangan.