Senin 23 Feb 2015 20:41 WIB

Delay Berlarut Larut, Lion Air Kambinghitamkan Petugas Lapangan

Rep: c85/ Red: Taufik Rachman
Suasana kantor pusat PT Lion Air, Jakarta, Senin (23/2).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Suasana kantor pusat PT Lion Air, Jakarta, Senin (23/2).

EKBIS.CO, JAKARTA - Delay maskapai penerbangan Lion Air pekan lalu membuat ratusan penumpang terlantar di bandara. Direktur Umum Lion Air Edward Sirait menuding bahwa salah satu penyebabnya adalah lambatnya pengambilan keputusan di lapangan. Dia menyebut bahwa lambannya pengambilan keputusan membuat delay justru semakin parah.

"Proses pengambilan keputusan di lapangan kurang tegas untuk dibatalkan. Jadi berlarut larut. Mereka masih berharap agar bisa diangkut pakai pesawat cadangan," ujar Edward, Senin (23/2).

Padahal, lanjut Edward, dalam memindahkan pesawat cadangan untuk segera bisa dioperasikan membutuhkan waktu 5 jam.

Meski demikian, Lion Air mengakui bahwa di luar itu semua, skor on time mereka masih di bawah rata-rata maskapai nasional. OTP atau on time performance Lion Air masih belum mencapai target.

OTP adalah skor penilaian untuk ketepatan waktu terbang maskapai baik nasional maupun internasional. Bahkan Direktur Umum Lion Air Edward Sirait menyebut bahwa OTP Lion Air masih di bawah rata rata nasional, 80 persen.

Pernyataan dari Edward ini keluar setelah ditanya tentang target pembenahan Lion Air ke depannya, menyusul cap masyarakat bahwa Lion Air adalah jagonya delay.

"Kalau bicara dunia penerbangan online performance itu belum ada yang 100 persen. Jadi kami akan analisa OTP kami bagaimana," jelas Edward, Senin (23/2).

Ke depan, Edward melanjutkan, Lion Air akan mengejar target pencapaian OTP sebesar 87,5  persen. Angka ini lebih tinggi dari standar nasional Indonesia sebesar 87 persen dan jauh di atas rata-rata maskapai nasional sebesar 80 persen. Lantas apakah Lion Air mampu?

Menjawab pertanyaan itu, Edward menyebut bahwa manajemen Lion Air akan melakukan investigasi internal dari segi prosedur san personel di lapangan.

"Dan ketiga adalah situasi. Dua poin pertama sudah kami pelajari. Produser akan kami perbaiki dan personel akan kami training terus. Kami akan bentuk tim khusus nantinya yang bisa menangani kejadian ini," lanjut Edward.

Publik tentu sangat menanti komitmen Lion Air ini. Sebutan jagonya delay, sudah disematkan kepada Lion Air, jauh sebelum kisruh beberapa hari ini. Sehingga pemerintah diharapkan dapat mendampingi betul agar Lion Air mampu melakukan pembenahan besar-besaran.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement