EKBIS.CO, JAKARTA -- Pertumbuhan penjualan motor bekas pada 2015 diprediksi akan tumbuh sebesar 20 persen. Pertumbuhan ini disebabkan oleh kondisi ekonomi makro di Tanah Air yang berangsur membaik.
Head of National Used Motorcycle Adira Finance Sugianto mengatakan, penjualan motor bekas sepanjang 2014 mengalami stagnansi karena kondisi ekonomi makro Indonesia sedang tidak bagus. Pada tahun tersebut, rata-rata penjualan motor bekas mencapai jumlah sekitar 550 ribu unit.
"Kita tidak menyangka bahwa kondisi makro berimbas kepada pertumbuhan bisnis motor bekas," ujar Sugiarto di Jakarta, Selasa (24/2).
Sugiarto menjelaskan, pada 2014 pihaknya telah berupaya melakukan berbagai macam effort namun tetap saja tidak bisa meningkatkan pertumbuhan. Sepanjang 2014, pertumbuhan bisnis motor bekas harus puas di angka dua persen.
Menurut Sugiarto, minat masyarakat terhadap motor bekas masih sangat tinggi. Karena, motor bekas merupakan salah satu transportasi yang efektif dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Motor bekas banyak diminati karena nilainya sangat ekonomis bagi masyarakat.
Ketersediaan motor bekas di Indonesia jumlahnya banyak dan tidak ada impor. Dibandingkan dengan negara lain, industri motor bekas di Tanah Air tumbuh pesat karena adanya perusahaan pembiayaan yang mumpuni. Menurut Sugiarto, sejauh ini penjualan motor bekas tertinggi masih berada di wilayah Jabodetabek.
"Penjualan motor bekas tergantung dengan kondisi infrastruktur jalan di daerah, apabila infrastrukturnya bagus maka ada kebutuhan transportasi," kata Sugiarto.
Sugiarto menjelaskan, industri motor bekas tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan industri otomotif secara nasional. Karena, segmen konsumennya berbeda. Produk motor baru biasanya lebih diminati oleh konsumen menengah ke atas. Sedangkan motor belas lebih menyasar ke segmen menengah ke bawah.