EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. menanggapi positif penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate).
Menurut Sekretaris perusahaan BRI Budi Satria, kebijakan itu dapat menjadi stimulus bagi dunia usaha. Hal itu juga membuka peluang bagi perusahaan untuk menurunkan tingkat suku bunganya.
Sebagaimana diketahui pekan lalu bank sentral telah menurunkan BI rate dari 7,75 persen menjadi 7,5 persen. Saat ini suku bunga deposito tertinggi di BRI 9,5 persen untuk nego dan untuk counter tertinggi sebesar 7,5 persen.
Sedangkan untuk bunga KPR Bank BRI masih menerapkan bunga di atas 10 persen. Meski demikian Budi menyatakan angka tersebut masih dapat berubah mengingat BI rate yang menurun.
Budi mengatakan pihaknya tidak dapat serta merta menurunkan suku bunga karena perlu melakukan beberapa tinjauan. "Banyak aspek yang dipertimbangkan, kita cek dulu portfolio dan market share,” kata Budi, dalam kunjungannya ke Redaksi Republika, di Jakarta, Selasa (24/2).
Setelah semua aspek ditinjau, Bank BRI baru akan memutuskan seberapa besar penurunan dan kapan waktu yang tepat. Termasuk di dalamnya suku bunga KPR.
Review tersebut, kata Budi, akan terlihat saat digelar asset liability community meeting. Jika bank-bank lain tidak menurunkan suku bunga depositonya, maka besar kemungkinan BRI akan melakukan hal yang sama. Sebab, jika BRI tetap menurunkan suku bunga deposito dikhawatirkan nasabah akan menarik dananya dan beralih ke bank lain.