Jumat 27 Feb 2015 23:41 WIB

Penurunan Harga Beras Mulai Tampak Setelah OP

Rep: C78/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petugas Bulog melakukan operasi basar beras di kawasan Pasar Jatinegara, Jakarta, Rabu (18/2).
Foto: Republika/Prayogi
Petugas Bulog melakukan operasi basar beras di kawasan Pasar Jatinegara, Jakarta, Rabu (18/2).

EKBIS.CO, JAKARTA—Hasil Operasi Pasar (OP) yang dilakukan Badan Urusan Logistik (Bulog) mulai kentara dampaknya. Pasalnya, berdasarkan kesaksian salah seorang pedagang di Pasar Cipinang, harga beras telah mengalami penurunan sebesar Rp 700-1.000 per kilo gram.

“Itu karena Bulog melakukan OP sehingga pasokan beras per hari di pasar kembali cukup,” kata DPD Persatuan Pengusaha Beras dan Penggilingan Padi Seluruh Indonesia (Perpdi) kawasan DKI Jakarta Nellys Sukidi kepada ROL pada Jumat (27/2).

Ia yang sebelumnya menjual beras Rp 11 ribu, setelah OP diual Rp 10.200, berarti harga turun Rp 800 per kilo. Disebutkannya, untuk beras jenis yang lain penurunan harga terjadi dari Rp 11 ribu menjadi Rp 10.200, atau untuk di wilayah Demak Jawa Tengah yang kemarin harganya Rp 10.500 menjadi Rp 9.600.

Dikatakannya, kebutuhan beras di Pasar Cipinang per ahrinya sekitar 3 ribu ton per hari. Sebelum OP Bulog, pasokan di pasar hanya seribu sampai 1.500 ton. Ketika Bulog melakukan OP dengan menambah pasokan seribu ton, maka secara rill pasokan menjadi cukup.

Namun, ada dampak lain pemenuhan pasokan yakni sisi psikologis para pemasok beras di daerah terutama yang memiliki perusahaan penggilingan. “Melihat cipinang sudah ada beras, langsung mereka mengambil jarak, otomatis belanja dari sana juga diturunkan semua,” kata dia.

ia juga bercerita bahwa setelah ada OP, penjualan beras miliknya yang biasanya habis pada pukul 10 pagi kini bersisa bahkan sampai ada yang “menginap” hingga dua hari sebanyak 9 sampai 10 truk atau sekitar 300 ton. Artinya, pedagang pun mengalami kerugian. Makanya ia tidak menginginkan di situasi yang sulit seperti ini berbagai pihak saling menyalahkan.

Nellys pun berharap penurunan harga nantinya tidak terlalu drastis mengingat harga juga menentukan kesejahteraan petani. Yang ia inginkan adalah ahrga kembali stabil, tidak ada gonjang-ganjing dan semua orang bisa kembali berkerja dan berusaha dengan nyaman.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement