Sabtu 28 Feb 2015 19:16 WIB

Pedagang Eceran Menilai Bulog Berbohong Soal Pembagian Beras

Rep: C78/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Warga mengantre untuk mendapatkan beras murah dari petugas Bulog Divre DKI Kelapa Gading, dalam operasi pasar beras di Pasar Jatinegara Jakarta Timur, Rabu (25/2).
Foto: Antara/David Muharmansyah
Warga mengantre untuk mendapatkan beras murah dari petugas Bulog Divre DKI Kelapa Gading, dalam operasi pasar beras di Pasar Jatinegara Jakarta Timur, Rabu (25/2).

EKBIS.CO, JAKARTA--Di tengah proses operasi pasar (OP) yang masih berlangsung hingga hari ini, pedagang eceran mempertanyakan soal teknis distribusinya untuk para pedagang. Sebab sebagai pihak yang seharusnya juga menerima beras Bulog untuk dipasarkan, mereka justru masih mengandalkan pembelian pasokan ke pedagang besar.

"Pedagang eceran yang mana? Saya dan kawan-kawan asosiasi selaku pedagang kecil tidak dapat," kata Sekretaris Jenderal Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Ngadiran pada Sabtu (28/2).

Pernyataannya tersebut merespons klaim Bulog yang sebelumnya menyatakan telah menggelontorkan stok beras dalam Operasi Pasar (OP) melalui tiga saluran yaitu pedagang besar, pedagang eceran dan satuan tugas. Itu dilakukan untuk membuka peluang agar penyaluran beras dengan harga sesuai ketetapan pemerintah dapat segera diterima masyarakat.

Sejak 1999 hingga saat ini, kata dia, pedagang beras eceran tidak dilibatkan dalam proses distribusi beras Bulog. Sebab selama ini Bulog menurutnya hanya melakukan penyaluran ke pedagang besar dan grosir. Padahal, pedagang eceran pun harusnya dilibatkan karena merekalah yang paling intens bersinggungan langsung dengan konsumen.

Dikatakannya, jumlah pedagang beras eceran di bawah naungan APPSI se-Jabodetabek berjumlah sekitar deapan ribu orang. Per harinya, mereka menjual 80 kuintal hingga satu ton beras. Pasokan beras berikit harga awal mereka peroleh dari pedagang besar. Makanya, jika harga yang dijual naik, mereka hanyalah kelompok yang kena dampak permainan harga.  

Maka sudah saatnya dalam kondisi sekarang ini dan seterusnya, Bulog secara intens melihat keberadaan pedagang eceran. Ia pun sangat terbuka jika Bulog ingin bekerja sama dengan para anggota asoaiasinya. "Kami selama ini seperti pemadam kebakaran, kalau ada api, kami dipanggil, kalau tidak ya ditinggal," tuturnya.

Ia pun meminta agar Bulog dan pemerintah lebih jeli memantau penyaluran beras di pasar. Selain melibatkan pedagang, pihak RT/RW dan kelurahan pun mestinya dilibatkan agar disrtibusi beras tepat sasaran.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement