Ahad 01 Mar 2015 19:55 WIB

BI: Rupiah Melemah terhadap Dolar, tapi...

Rep: C87/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Dollar Naik, Rupiah Turun: Petugas menghitung uang pecahan 100 Dollar dan uang pecahan Rp. 100 ribu di salah satu tempat penukaran uang, Jakarta, Kamis (12/2).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Dollar Naik, Rupiah Turun: Petugas menghitung uang pecahan 100 Dollar dan uang pecahan Rp. 100 ribu di salah satu tempat penukaran uang, Jakarta, Kamis (12/2).

EKBIS.CO, BANDUNG  --  Nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing dinilai masih menguat meskipun terjadi depresiasi terhadap dolar AS.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Tirta Segara mengatakan, selain melemah terhadap dolar, rupiah juga melemah terhadap ringgit Malaysia, Thailand bath, dan Filipinan Peso. Namun, rupiah justru menguat terhadap mata uang Euro, Yen, renminbi, dan mata uang Meksiko.

Menurutnya, pelemahan rupiah harus dilihat dari tidak hanya terhadap dollar, namun juga mata uang lain. Selain itu, juga dilihat pencapaian inflasi, posisi defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD), dan inflow.

" Ini harus tetap kompetitif dibandingkan mata uang lain. Jangan sampai kita mata uangnya terlalu kuat sehingga kita lebih susah untuk ekspor dibandingkan dengan negara lain ekspor ke kita," jelas Tirta kepada wartawan di Bandung, Sabtu (28/2).

Menurutnya, memang tren rupiah masih pelemahan tetapi Bank Indonesia tidak ingin rupiah terlalu melemah. Sebab, akan berdampak terhadap dunia usaha, dan imported inflation. Indonesia masih tetap butuh impor untuk barang-barang tertentu. Sehingga jika rupiah terlalu melemah, akan ada imported inflation sehingga harga barang yang diimpor menjadi lebih mahal.

"Nah itu harus kita hitung-hitung. Kita jaga supaya tidak terlalu melemah, dia masih kompetitif," ujarnya.

Selain itu, Tirta mengingatkan kepada pelaku usaha yang melakukan transaksi valuta asing (valas) untuk melakukan lindung nilai (hedging) dan berhutang sesuai kemampuan.

Menurutnya, saat ini Indonesia cenderung mengarahkan ekspor ke Amerika karena pertumbuhan ekonomi di AS cenderung membaik. Diharapkan demand terhadap barang-barang dari Indonesia meningkat.

Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, kurs tengah rupiah terhadap dolar berada di posisi Rp12.863 pada Jumat (27/2), dibandingkan Kamis (26/2) di level Rp12.862.

Mengacu pada data Bloomberg Dollar Index, rupiah pada Jumat (27/2) sore ditutup di level Rp12.932 per dolar AS. Angka ini melemah 101 poin atau 0,79 persen dari penutupan Kamis (26/2) sore sebesar Rp12.831 per dolar AS.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement