EKBIS.CO, JAKARTA -- Pelemahan ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi enam bulan mendatang dinilai disebabkan oleh perayaan Idul Fitri dan tahun ajaran baru. Kenaikan harga karena adanya event tersebut diperkirakan akan mendorong inflasi.
Pengamat Ekonomi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Denni P Purbasari mengatakan, melemahnya ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi enam bulan mendatang terkait dengan ekspektasi harga yang meningkat. Terlebih, harga minyak dunia diperkirakan tidak akan turun lagi di bawah 50 dolar AS per barel. Selain itu, pemulihan ekonomi Amerika Serikar akan meningkatkan produksi barang dan jasa serta minyak.
“Kita expect harga BBM akan naik, tapi sifatnya bertahap, karena harga minyak tidak akan turun lagi. Itu jelas berpengaruh terhadap ekspektasi inflasi ke depan,” kata Denni saat dihubungi Republika Online, Senin (9/3).
Di samping itu, selama enam bulan ke depan akan ada perayaan Idul Fitri yang menyebabkan peningkatan permintaan barang dan jasa. Sehingga akan mendorong inflasi dan menyebabkan ekspektasi konsumen melemah. Selain itu, tahun ajaran baru pada enam bulan mendatang juga akan mendorong biaya pendidikan dan perlengkapan sekolah meningkat.
“Sebelum tahun ajaran baru ada momen liburan, yang akan meningkatkan konsumsi dan meningkatkan harga-harga, itu kan enam bulan ke depan,” imbuhnya.
Sementara itu, keyakinan kosumen saat ini cenderung menguat. Hal itu didorong kebijakan pemerintah terkait subsidi BBM. Selain itu, pada Maret-April akan terjadi panen raya yang akan mendorong penurunan harga beras. Dua hal itu dinilai mendorong peningkatan keyakinan konsumen.
Survei Konsumen Bank Indonesia menunjukkan keyakinan konsumen pada Februari 2015 masih kuat dibandingkan bulan sebelumnya. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Februari 2015 tercatat sebesar 120,2, sama dengan Januari 2015, atau menguat 3,7 poin dibandingkan Desember 2014.
Hasil survey juga menunjukkan, optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi enam bulan mendatang melemah. Indeks ekspektasi terhadap kegiatan usaha enam bulan mendatang turun sebesar 1,2 poin menjadi 132,7. Sedangkan indeks ekspektasi terhadap ketersediaan lapangan kerja turun sebesar 1,1 poin menjadi 113,6.
Penurunan indeks ekspektasi kegiatan usaha dan ketersediaan lapangan kerja menyebabkan indeks ekspektasi konsumen menurun sebesar 0,5 poin dari bulan sebelumnya menjadi 130,2. Salah satu faktor melemahnya optimisme responden terhadap kegiatan usaha enam bulan mendatang adalah adanya kekhawatiran terjadi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di masa mendatang.
Secara regional, pelemahan IEK terjadi di 10 kota dengan penurunan terbesar di Makassar dan Denpasar. Sementara, berdasarkan tingkat pengeluarannya, penurunan IEK terjadi pada kelompok responden dengan tingkat pengeluaran Rp 1-2 juta per bulan.